Pendidikan Vokasi dan Inovasi Topang Daya Saing Industri

Monday 13 May 2019, 11 : 16 pm
by

JAKARTA-Industri manufaktur akan tumbuh dan berkembang apabila didukung melalui tiga faktor penting, yakni adanya peningkatan investasi, pemanfaatan teknologi, dan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten.

Dari ketiga komponen tersebut, potensi besar bagi Indonesia adalah ketersediaan SDM karena seiring dengan momentum bonus demografi yang sedang dinikmati hingga tahun 2030.

“Pemerintah terus berusaha semaksimal untuk menarik para investor dari dalam dan luar negeri. Kemudian, perlu didukung teknologi canggih agar semakin efisien dan inovatif dalam produksinya sehingga lebih berdaya saing,” kata Tenaga Ahli Kementerian Perindustrian Bidang Pengembangan Pendidikan Kejuruan dan Vokasi Industri, Mujiyono di Jakarta, Sabtu (11/5).

Mujiyono menjelaskan, guna membangun kualitas SDM, kuncinya adalah pendidikan.

Dalam hal ini, Kemenperin melalui Badan Pengembangan SDM Industri (BPSDMI) memiliki tugas untuk menyiapkan tenaga kerja yang sesuai kebutuhan sektor manufaktur.

“Kalau bonus demografi ini bisa kita kelola dengan baik, dengan meningkatkan kompetensinya dan jumlah tenaga ahlinya, akan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi yang cepat sekali. Tetapi sebaliknya, kalau kita tidak kelola dengan baik, akan menjadi masalah sosial,” paparnya.

Mujiyono mencontohkan, ketika ada bonus demografi, Jepang sempat mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 5,9%.

Bahkan, perekonomian China mampu meroket di angka 9%.

Untuk itu, pada tahun ini, pemerintah fokus terhadap upaya pengembangan kualitas SDM yang menjadi agenda pembangunan nasional.

“Saat ini, jumlah tenaga kerja di sektor industri lebih dari 18,2 juta orang. Industri menjadi sektor penyerap tenaga kerja cukup banyak secara nasional. Ini setiap tahun terus tumbuh, rata-rata 600 ribu orang per tahun tambahannya,” imbuhnya.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengemukakan, yang dibutuhkan Indonesia saat ini dalam memacu pertumbuhan ekonomi nasional, selain merevitalisasi sektor industri manufaktur, juga perlu dilakukan pembenahan di sektor pendidikan.

“Khususnya pendidikan vokasi yang fokus kepada sektor manufaktur dan ekonomi digital karena akan menjadi kunci pertumbuhan industri dan ekonomi Indonesia selanjutnya,” tutur Menperin.

Guna mencapai sasaran tersebut, menurut Airlangga, pengoptimalan peran dari pendidikan vokasi seperti politeknik harus ditingkatkan.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Capaian ini menunjukkan aktivitas produksi manufaktur diprediksi akan kembali di zona ekspansi atau di atas 50, setelah sebelumnya berada di level kontraksi, yakni Juli di angka 40,1 dan Agustus di 43,7

Pemerintah Optimis Pemulihan Ekonomi Terus Berlanjut

JAKARTA-Pertumbuhan ekonomi Kuartal I tahun 2021 menunjukkan kontraksi tumbuh -0,74%

Ditjen Pajak Selesaikan Kasus Tindak Pidana Perpajakan

JAKARTA-Jumlah kasus tindak pidana bidang perpajakan yang telah selesai diselidiki