PMLI: Kekayaan Bawah Laut Jadi Nilai Tambah Industri Pariwisata

Wednesday 6 Nov 2019, 9 : 21 am

JAKARTA-PT Pendidikan Maritim Logistik Indonesia (PMLI) mendukung setiap upaya pelestarian lingkungan, yang menjadi salah satu sumber kekayaan alam Indonesia. Bahkan dunia bawah laut menyimpan kekayaan yang tak ternilai, termasuk artefak dan benda-benda kuno sebagai warisan budaya milik bersama.

“Tentu ini menjadi nilai tambah tersendiri bagi industri pariwisata laut. Apalagi Presiden Jokowi sedang giat-giatnya menggenjot pariwisata sebagai sektor unggulan,” kata kata Direktur Utama PMLI, Amri Yusuf, di Jakarta, Selasa (5/11/2019).

Lebih jauh Amri menjelaskan PMLI merupakan pengelola Museum Maritim Indonesia yang banyak bersentuhan dengan kelautan, karena itu pihakny sangat mendukung berbagai upaya yang bertujuan melindungi kelestarian bawah laut.

“Ini sangat penting, apalagi secara geografis Indonesia punya posisi penting dalam lalu lintas perdagangan global sejak ratusan tahun silam,” tambahnya.

Amri menambahkan PMLI turut berperan dalam penyelenggaraan diskusi bertema ‘Safeguarding and Reviving the Shared Maritime Cultural Heritage of Southeast Asia’ yang akan memperkuat pengembangan pengetahuan dan riset yang dilakukan oleh Museum Maritim Indonesia.

“PT Pendidikan Maritim dan Logistik Indonesia (PMLI) sebagai anak perusahaan PT Pelabuhan II (Persero) atau IPC mengambil peran dalam penyelenggaraan forum diskusi ini untuk melihat peluang-peluang kerja sama yang akan memperkaya khazanah pengetahuan budaya maritim dunia,” paparnya lagi.

Forum diskusi bertema ‘Safeguarding and Reviving the Shared Maritime Cultural Heritage of Southeast Asia’ ini digelar UNESCO dan ASEAN, berkolaborasi dengan Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi.

Kegiatan ini diadakan mulai Selasa hingga Jumat (5-8 November 2019), di Jakarta dan Belitung, Propinsi Bangka-Belitung. Khusus di Jakarta, acara digelar di Museum Maritim Indonesia, yang dikelola PT PMLI.

Sejumlah pakar sejarah dan budaya dari sejumlah negara Asia hadir sebagai pembicara, antara lain Singgih Tri Sulistio, Tim Winters, Tep Sokha, Nia Hasanah Ridwan, perwakilan Unesco di Indonesia, Moe Chiba, serta Dirjen Kebudayaan Kemendikbud, Hilman Farid.

“Perlu ada upaya serius untuk menjaga dan melindungi kekayaan bawah laut seperti artefak atau benda-benda kuno yang bisa mengungkapkan sejarah dan peradaban maritim dunia. Jika tidak dilindungi, benda-benda tersebut rentan rusak atau tersimpan di tangan yang salah, mengingat nilai komersialnya juga sangat tinggi,” lanjut Amri.

Hadir pada kesempatan tersebut, Direktur Operasi IPC, Prasetyadi, mengatakan perairan Nusantara sudah lama menjadi jalur pertukaran peradaban lintas negara dan lintas benua. Sebagai jalur sibuk pelayaran, IPC meyakini bahwa lingkungan bawah laut Nusantara menyimpan banyak artefak yang tak ternilai, yang bisa digali untuk penelitian ilmiah, sejarah dan budaya.

“IPC siap berkontribusi dan berkolaborasi untuk menjaga kekayaan bawah laut di Indonesia. Kami mendukung setiap upaya untuk perlindungan kekayaan bawah laut, termasuk kerja sama, seperti forum diskusi pelestarian budaya maritim di Asia Tenggara ini,” pungkasnya. ***

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

UMB: ”Semua Bisa Jadi Jurnalis, Syaratnya……”

TANGERANG-Dengan kemajuan teknologi  informasi dan komunikasi yang dipermudah dengan berbagai

Fahri: Negara Belum Mampu Kelola Kompleksitas

MEDAN-Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah mengungkapkan situasi tentang fenomena