Pesan Jokowi Kepada Peneliti Muda Indonesia di Korsel: Bangun Tanah Air

Monday 25 Nov 2019, 6 : 22 pm
by
Presiden Joko Widodo pada hari ini, Senin, 25 November 2019, bertemu dengan sejumlah peneliti dan ilmuwan asal Indonesia yang berada di Korea Selatan.

KOREA – Presiden Joko Widodo bertemu dengan sejumlah peneliti dan ilmuwan asal Indonesia yang berada di Korea Selatan (Korsel), Senin, 25 November 2019.

Dalam pertemuan yang digelar di Hotel Lotte, Busan, tersebut, Presiden Jokowi berpesan, salah satunya agar para ilmuwan tidak lupa untuk kembali dan membangun Tanah Air.

“Sekarang di sini dulu enggak apa-apa, melihat, mengamati, kemudian pada titik tertentu memang nantinya semuanya harus kembali membangun negara kita,” kata Presiden Jokowi.

Dalam pertemuan yang berlangsung selama sekitar 45 menit tersebut, para ilmuwan menyampaikan gagasan-gagasan terkait riset dan inovasi kepada Presiden.

Gagasan tersebut dirumuskan dalam judul “Korea Selatan sebagai Inspirasi Percepatan Kemajuan Riset dan Inovasi di Indonesia” dan “Strategi Riset dan Inovasi Menuju Indonesia Emas 2045”.

Gregorius Rionugroho Harvianto, salah seorang ilmuwan yang hadir mengatakan, gagasan-gagasan tersebut bersumber dari pengalaman ia dan rekan-rekannya selama menjalani riset di Korea Selatan.

Rio, sapaan akrabnya, hadir bersama 21 orang peneliti dan ilmuwan lainnya yang memiliki beragam latar belakang pendidikan, mulai dari teknik kimia, arsitektur, sistem informasi, mitigasi bencana, hingga kesehatan.

“Gagasan bagaimana menggunakan anggaran riset lebih efektif dan efisien untuk strategi riset inovasi kita, yang kita kasih judul ‘Strategi Riset dan Inovasi Menuju Indonesia Emas 2045’. Jadi kami melihat ini sebuah visi jangka panjang, bukan hanya 5 tahun ke depan,” kata Rio.

Setidaknya ada tiga gagasan yang disampaikannya di hadapan Presiden Jokowi, yaitu pertama usulan pembentukan Universitas Riset Indonesia.

Di Korea Selatan, kata Rio, ada University of Science & Technology (UST) yang berfokus merekrut lulusan S-1 untuk kemudian ditempatkan di lembaga-lembaga riset.

“Indonesia butuh Universitas Riset Indonesia karena kita butuh menambah jumlah peneliti Indonesia dalam waktu relatif singkat. UST menghasilkan lulusan dengan impact factor yang besar, tiap lulusan menghasilkan 2 paten dan 2 paper. Dana LPDP cukup besar, justru lebih baik dananya diputar di dalam negeri, untuk riset di dalam negerinya dibandingkan ke luar negeri,” jelas Rio.

Selain itu, ia juga mengusulkan perlunya percepatan riset dan inovasi di industri, bukan hanya di lingkungan kampus.

Ketiga, ia mengusulkan revolusi konsep triple helix untuk sumber daya manusia Indonesia yang unggul.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Kini, Lebih dari 9000 Cabang Bank Layani Penukaran UPK 75 RI

JAKARTA-Bank Indonesia (BI) bersama lebih dari 9000 (sembilan ribu) kantor

BNI Siapkan Fasilitas Payroll BKI

JAKARTA-PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) menyediakan fasilitas payroll