BEI Kembali Beri Sanksi Suspensi Atas Transaksi Saham PKPK

Senin 4 Okt 2021, 11 : 25 am
by
Untuk target pencatatan Efek baru di 2022 adalah sebanyak 68 Efek, yang terdiri dari pencatatan saham, obligasi baru dan pencatatan efek lainnya yang meliputi ETF
Ilustrasi

JAKARTA-PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memutuskan untuk kembali memberikan sanksi penghentian sementara (suspensi) atas perdagangan saham PT Perdana Karya Perkasa Tbk (PKPK), karena mengalami kenaikan harga kumulatif secara signifikan.

Menurut Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI, Lidia M Panjaitan dalam Pengumuman Bursa yang dikutip Senin (4/10), pemberian sanksi suspensi terhadap transaksi PKPK tersebut berlaku di pasar regular maupun pasar tunai mulai perdagangan Senin, 4 Oktober 2021.

“Sehubungan dengan terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham PT Perdana Karya Perkasa Tbk (PKPK), PT Bursa Efek Indonesia memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara perdagangan PKPK,” ujar Lidia.

Lidia menyampaikan, BEI berharap agar para pihak-pihak yang berkepentingan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh PKPK.

Sebelumnya, BEI juga memberikan sanksi suspensi atas transaksi saham PKPK untuk perdagangan 29 September 2021, karena mengalami kenaikan harga kumulatif secara signifikan.

Meski sehari setelahnya Bursa mencabut sanksi tersebut, sehingga PKPK bisa kembali ditransaksikan di pasar regular dan pasar tunai.

Sebagaimana diketahui, pada penutupan perdagangan 19 Agustus 2021 harga PKPK masih berada di level Rp57 saham, namun pada penutupan transaksi 1 Oktober 2021 harga saham berada di posisi Rp162 per lembar.

Bahkan, pada perdagangan 28 September 2021 harga PKPK sempat menyentuh level tertinggi Rp191 per saham.

Komentar

Your email address will not be published.

Don't Miss

Gaji Ke-14 PNS Akan Dibayar Jelang Penerimaan Siswa Baru

JAKARTA-Menteri Dalam Negeri  (Mendagri) Tjahjo Kumolo mengemukakan, pemerintah belum bisa

Industri Manufaktur Jadi Daya Ungkit Pertumbuhan Ekonomi

JAKARTA-Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mengatakan industri manufaktur mampu jadi