JAKARTA-Harga minyak mentah dunia melanjutkan penguatan pada penutupan perdagangan Jumat (4/8/2023) waktu setempat atau Sabtu (5/8/2023) WIB.
Melambungnya harga komoditas tersebut setelah Arab Saudi dan Rusia kompak meneruskan kebijakan mengurangi produksi minyaknya hingga September.
Keputusan tersebut menimbulkan kekhawatiran di pasar terjadinya kekurangan pasokan.
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September 2023 ditutup meningkat US$1,27, atau sekitar 1,6%, menjadi US$82,82 per barel di New York Mercantile Exchange.
Adapun harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Oktober 2023 berakhir melesat US$1,10, atau sekitar 1,3%, menjadi US$86,24 per barel di London ICE Futures Exchange .
WTI dan BRENT mencapai level tertinggi sejak pertengahan April pada Jumat (4/8/2023).
Arab Saudi memperpanjang kebijakan mengurangi produksi minyak secara sukarela sebesar 1 juta barel per hari hingga September 2023.
Produksi Arab Saudi diperkirakan sekitar 9 juta barel per hari pada September.
Pemangkasan produksi ini berpotensi diperpanjang hingga bulan
berikutnya, bahkan diperdalam.
Ini merupakan bulan ketiga negara tersebut menerapkan langkah pemotongan produksi.
Pada Juli 2023, produksi minyak Arab Saudi terpangkas sekitar 860.000 barel per hari.
Sementara itu, Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengemukakan Rusia akan menggunting ekspor minyak sebesar 300.000 barel per hari pada September.
Untuk diketahui, Rusia dan Arab Saudi tergabung dalam OPEC+, dimana
para menterinya telah mengadakan pertemuan pada Jumat (4/8/2023).
Kalangan analis UBS memperkirakan, pembatasan pasokan minyak akan
menimbulkan defisit pasar sebesar 1,5 juta barel per hari pada
September.
Defisit pada Juli dan Agustus mencapai 2 juta barel per hari.
Usai berlangsungnya pertemuan tingkat menteri OPEC+, pada Jumat pekan
lalu, Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengatakan, konsumsi
minyak global kemungkinan naik 2,4 juta barel per hari tahun ini. (ANES)