JAKARTA-S&P turun 1.32% kemarin akibat kekhawatiran ekonomi Eropa setelah memburuknya data index manufaktur terutama Jerman yang jatuh ke level di bawah 50. Penurunan S&P juga mengantisipasi berakhirnya QE. Di sisi lain, EIDO terkoreksi 1.4%. Nikel melanjutkan koreksi dimana kali ini melemah 1.3% masih akibat kekhawatiran kenaikan inventori. Sementara itu, Timah menguat tipis 0.2%. Harga CPO melemah 1%, setelah sebelumnya menguat dalam 2 hari berturut-turut.
Analis valas PT Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih mengatakan bursa Asia pagi ini melemah cukup signifikan sebesar 1% merespon sentimen yang sama pada pelemahan S&P. IHSG kemarin terkoreksi signifikan pada penutupan perdagangan sehingga hanya ditutup menguat tipis 0.06%. Asing terus membukukan net sell selama 7 hari berturut-turut dengan total mencapai US$400juta sebagai kombinasi potensi kenaikan Fed rate, berakhirnya QE, dan kondisi politik yang tidak stabil. Ketidakstabilan politik diperparah oleh terpilihnya pimpinan-pimpinan DPR yang berasal dari partai yang beroposisi dengan pemerintah. “Hal ini menimbulkan kekhawatiran partai pemerintah tidak akan kuat di DPR. Rupiah pagi ini melemah 0.16% ke level Rp12,155/US$,” pungkasnya.