BI Isyaratkan BI Rate Akan Segera Turun

Wednesday 16 Dec 2015, 2 : 38 pm
by
BI
ILUSTRASI

JAKARTA – Kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) yang selama ini mematok suku bunga acuan perbankan atau BI Rate di level tinggi, disebut BI, bukan berarti kebijakan anti pertumbuhan.

Karena tugas utama BI adalah menjaga stabilitas di pasar keuangan dan BI Rate yang masih di angka 7,5 persen bagian dari menjaga stabilitas.

Jika stabilitas moneter sudah terwujud, dengan sendirinya perekonomian akan bertumbuh.

“Soal suku bunga (BI Rate), kalau memang suku bunga ini dianggap sebagai instrumen yang mujarab untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi, maka BI akan menurunkannya,” tegas Deputi Gubernur Senior BI, Mirza Adityaswara saat Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (15/12).

Namun, kata dia, kondisi selama dimana kebijakan BI masih mematok BI Rate tinggi mestinya dipahami juga oleh publik.

Karena itu semua sebagai langkah bank sentral untuk menjaga stabilitas di pasar keuangan yang memang rentan bergejolak.

Apalagi, jika BI Rate turun tidak otomatis suku bunga di pasar akan langsumg diturunkan.

Ia mencontohkan kebijakan moneter BI di bulan Februari 2015.

Saat itu BI Rate diturunkan dari 7,75 persen menjadi 7,5 persen.

Akan tetapi faktanya suku bunga di perbankan tidak langsunh turun, karena memang kondisi pasar keuangan masih berfluktuasi.

Ditandai dengan adanya capital outflow dalam jumlah yang besar sehingga rupiah terdepresiasi cukup dalam.

Akibatnya, BI harus mengelontorkan cadangan devisanya ke pasar uang agar lebih stabil.

“Jadi kami menerima semua kritik dari publik. Namun, publik juga harus tahu bahwa kebijakan BI ini untuk menjaga stabilitas keuangan,” pinta Mirza.

Makanya hasil dari kebijakan BI dan otoritas lainnya, klaim dia, saat ini mulai terasa.

Antara lain dengan ditandai inflasi di bulan November lalu yang relatif kecil sebesar 0,21 persen dan defisit transaksi neraca berjalan juga semakin mengecil, sehingga November lalu bank sentral menurunkan giro wajib minimum (GWM) primer sebesar 50 basis poin dari 8 persen menjadi 7,5 persen.

Kata Mirza, setelah penurunan GWM ini mungkin saja BI akan segera menurunkan BI Rate. Kondisi ini pernah juga terjadi di bank sentral Republik Rakyat Tiongkok (RRT).

“Itu pernah terjadi di RRT. Mereka menurunkan GWM, dan kemudian suku bunga juga diturunkan. Kami bisa saja seperti itu (menurunkan BI Rate),” tandas dia.

Akan tetapi, pihaknya terus melakukan pemantauan terhadap ekonomi global. Terutama rencana penurunan The Fed Fund Rate (FFR) yang kemungkinan terjadi pada 16-17 Desember ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Fahri Ancam Gulung Nazaruddin Cs

JAKARTA-Disebut terlibat kasus korupsi e-KTP, Fahri Hamzah menyebut Nazaruddin tak

Selain Bagi Dividen, Pemegang Saham PSSI Setujui Rencana Buyback

JAKARTA-PT Pelita Samudera Shipping Tbk (PSSI) melaporkan bahwa para pemegang