Bos Banggar DPR RI Dukung BI Tinggalkan Dollar AS 

Monday 28 Aug 2023, 9 : 05 am
by
Said Abdullah
Ketua DPP PDI Perjuangan, Said Abdullah

JAKARTA-Pertemuan Menteri Keuangan (Menkeu) dan Gubernur Bank Sentral ASEAN (AFMGM) berkomitmen, menggunaan mata uang lokal pada transaksi lintas batas yang lebih luas dari cakupan perdagangan dan investasi langsung (direct investment). 

Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Said Abdullah mendukung ajakan Bank Indonesia (BI) kepada bank sentral di ASEAN tersebut .  

Apalagi Banggar DPR RI sudah lama mendorong BI untuk menggunakan berbagai skema pembayaran mata uang.  

Sebab, mitra dagang Indonesia itu terbanyak di ASEAN.  

“Diluar itu ada Tiongkok, Amerika Serikat, Jepang dan Korsel,” jelasnya   

Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo mengajak negara ASEAN lainnya juga bergabung untuk meninggalkan dolar AS.  

“Kami berharap hari ini juga ada perluasan. Kami menantikan anggota negara ASEAN lainnya untuk ikut menandatangani penggunaan transaksi mata uang lokal,” kata Perry dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (25/8/2023). 

Said menegaskan karena mitra dagang Indonesia terbesar di kawan  ASEAN maka sangat masuk akal jika BI menggunakan banyak mekanisme pembayaran.

“Bagi kami, dalam kawasan ASEAN, ada baiknya BI tidak hanya menggunakan pembayaran USD saja, tetapi juga mata uang mitra dagang kita sebagai pembayaran regional di kawasan ASEAN ,” jelasnya.

“Namun perlu di kaji mendalam oleh BI jika kita menggunakan mata uang bersama seperti Euro seperti negara-negara anggota Uni Eropa,” imbuhnya.  

Sebab selama ini lanjutnya Indonesia  menggunakan USD lebih banyak terdepresiasi.  

Selama setahun lalu saja rupiah cenderung terkoreksi hingga minus 9,3 persen.  

Dan dalam sejarah panjang Indonesia menggunakan USD dalam pembayaran internasional, rupiah cenderung konsisten terdepresiasi.  

“Tentu ini merugikan secara ekonomi dan keuangan,” tuturnya.  

Padahal dalam beberapa tahun ini neraca perdagangan Indonesia dengan Amerika Serikat selalu surplus sehingga harusnya mata uang Rupiah menguat terhadap  USD.  

Namun hal itu tidak terjadi lantaran banyak faktor lainnya yang dominan,.

Misalnya,  kebijakan moneter federal reserve yang terus mempertahankan kebijakan hawkish, yang menyeret sejumlah mata uang global tertekan terhadap USD.  

“Hemat saya, sebelum ada perubahan sistem moneter global, pilihan paling logis menghindarkan rupiah terus terdepresiasi adalah menggunakan local currency settelement dengan banyak mata uang. USD kita gunakan saat melakukan perdagangan dengan Amerika Serikat,” pungkasnya. 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Penyusunan RAPBN Terganggung Akibat Data e-KTP Tak Akurat

JAKARTA-Data kependudukan melalui e-KTP harusnya sudah digunakan dalam penyusunan postur

Presiden: Pecat Pelaku Pungli

JAKARTA-Presiden Joko Widodo memastikan menindak tindak tegas pejabat dan pegawai