Capital Inflow Angkat Rupiah ke 9.600 per dollar AS

Friday 1 Mar 2013, 11 : 21 am
by

JAKARTA-Nilai tukar rupiah selama perdangangan sepekan menguat dan berhasil kembali ke kisaran 9.600 per dollar Amerika Serikat (AS). Besarnya capital inflow yang masuk ke saham serta obligasi menjadi pendorong penguatan rupiah. “IHSG terus menciptakan rekor baru dan  memberi sentiment positif untuk rupiah,” ujar Kepala Divisi Treasury BNI, Nurul Eti Nurbaeti di Jakarta, Jumat (1/3).

Menurut dia, kepemilikan asing yang melejit hingga 280 triliun rupiah juga menyumbang peran untuk apresiasi rupiah menyusul keberhasilan lelang SUN pada selasa lalu. Inflasi yang naik sedikit dan defisit yang masih melanda neraca perdagangan ikut mengurangi penguatan rupiah akhir pekan. “Masuknya aliran dana asing ke pasar finansial domestik serta Bank Indonesia  (BI) selalu siap di pasar untuk mengamankan mata uangnya membuat nilai tukar rupiah menguat,” kata dia.

Selain itu jelas dia, meredanya kekhawatiran pasar terhadap defisit neraca transaksi berjalan Indonesia serta membaiknya data-data ekonomi global memberi sentimen positif terhadap rupiah.
Sentimen pasar keuangan global cukup positif menyusul data ekonomi AS, dan China yang menunjukan perbaikan.  “Kondisi itu sebenarnya cukup membuat kepercayan investor untuk menempatkan investasinya di pasar keuangan negara-negara berkembang,” kata dia.

Lebih lanjut dia menjelaskan, meningkatnya indeks kepercayaan konsumen Amerika serta pernyataan Ketua The Fed, Ben Bernanke, akan tetap melanjutkan program pembelian obligasi (QE3) membangkitkan kembali minat investor terhadap aset-aset yang dianggap berisiko di pasar berkembang seperti Indonesia. “Imbasnya, nilai tukar regional bergerak positif terhadap dollar AS, tidak terkecuali rupiah,” imbuh dia.

Dia memperkirakan, minggu depan rupiah berpotensi terkonsolidasi. Jadwal lelang Sukuk dengan target indikatif 1,5  triliun rupiah potensi menopang rupiah. “Pelaku pasar juga menanti Rapat Dewan Gubernur (RDG)  pada 7 Maret mendatang di tengah estimasi kemungkinan naiknya fasbi rate  untuk meredam kenaikan inflasi,” pungkas dia.  

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Jasmerah merupakan pesan yang masih sangat relevan sampai saat ini. Karena para elit bangsa Indonesia cenderung meninggalkan sejarah. Melupakan sejarah.

Masa Depan Indonesia Semakin Suram

Oleh: Anthony Budiawan Tragedi bom atom Hirohshima dan Nagasaki mengantar

Emisi Obligasi, Sarana Multi Infrastruktur Tawarkan Bunga 6,45% dan 6,70% per Tahun

JAKARTA-PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) (SMI) melakukan penawaran obligasi berkelanjutan