Citi dan IFC Kucurkan USD 1,2 Miliar Dukung Sektor Perdagangan Emerging Market

Thursday 29 Oct 2015, 5 : 12 am
by

JAKARTA-Salah satu anggota World Bank Group, The International Finance Corporation (IFC) dan Citi menandatangani fasilitas risk-sharing senilai USD 1,2 miliar untuk membantu menstimulasi perdagangan di negara-negara berkembang (emerging markets) serta membantu pertumbuhan ekonomi. Penandatanganan kerjasama merupakan kelanjutan dari dua fasilitas sebelumnya, yang berada  di bawah Program Likuiditas Perdagangan Global IFC (IFC Global Trade Liquidity Program).

IFC dan Citi meluncurkan fasilitas pembiayaan perdagangan pada Oktober 2009. Sejak perumusannya, upaya kolaboratif ini telah mendanai total volume perdagangan sebesar USD20 miliar.

Sebanyak USD4,2 miliar diantaranya diperuntukan kepada negara-negara Asosiasi Pembangunan Internasional (International Development Association) dan USD7,1 miliar kepada negara-negara berpendapatan menengah dan negara-negara berpendapatan menengah ke bawah.
Kemitraan jangka panjang ini telah membantu pendanaan 3.368 transaksi perdagangan melalui 163 bank emerging market di 40 negara, dimana 23 diantaranya adalah negara-negara berpendapatan rendah dan menengah ke bawah.

Kemitraan Citi dengan IFC menuai kesuksesan dalam mendorong perbaikan dan perkembangan perdagangan global di emerging market,” ucap  Global Head of Distribution for Citi’s Treasury and Trade Solutions Anurag Chaudhary dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu (29/10).

Menurutnya, Citi merupakan mitra terpercaya bagi banyak bank, perusahaan dan sektor publik di negara-negara berkembang selama puluhan tahun. “Melalui kolaborasi dengan IFC  serta bersama mitra-mitra pengembang dan lembaga kredit ekspor di seluruh dunia, Citi berkomitmen untuk memulihkan arus perdagangan dan pendanaan perdagangan; dan membantu ekonomi emerging market untuk memainkan peran yang signifikan dalam perdagangan global,” imbuhnya.

Fasilitas lanjutan ini akan memperluas ketersediaan kredit perdagangan bagi nasabah emerging market selama empat tahun melalui struktur risk-sharing. IFC dan mitra akan menyalurkan dana sebesar USD600 juta, dan Citi menyediakan dana tambahan sebesar USD600 juta. “Seiring dengan menurunnya ketersediaan pembiayaan perdagangan global, IFC berkomitmen untuk bekerjasama dengan Citi dalam menyajikan langkah-langkah inovatif untuk mengembangkan arus pembiayaan perdagangan di negara-negara berkembang. Program Likuiditas Perdagangan Global IFC merupakan salah satu contoh sukses,” jelas  IFC Director of Financial Institutions Group Marcos Brujis.
Citi merupakan salah satu mitra IFC yang paling berdedikasi dalam hal pembiayaan perdagangan, dan IFC berharap untuk dapat melanjutkan kemitraan ini agar dapat terus memberikan manfaat bagi UKM dan negara-negara berkembang.
Citi akan menggunakan dana ini untuk memulai dan mendanai transaksi-transaksi pembiayaan perdagangan di Afrika, Asia, Eropa Tengah dan Timur, Amerika Latin, serta Timur Tengah. Dengan demikian, klien-klien perbankan Citi dapat menjangkau pembiayaan kepada importir dan eksportir lokal. Pendanaan ini diharapkan dapat mendukung aliran perdagangan negara-negara berkembang sebesar lebih dari USD6 miliar sampai dengan tahun 2019.
Citi merupakan bank mitra pertama IFC melalui Program Likuiditas Perdagangan Global, sebuah  inisiatif yang terkoordinasi secara global dan diluncukan pada 2009. Inisiatif ini terlaksana atas kerjasama antara bank global dan bank regional dengan tujuan memperluas ketersedian kredit perdagangan di saat terjadi kelangkaan global atas pembiayaan perdagangan. IFC kemudian mengumumkan perpanjangan program ini pada tahun 2012 untuk terus mendorong pertumbuhan perdagangan internasional di negara-negara berkembang, termasuk sejumlah negara berpendapatan rendah.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Hambat Investasi, ESDM Cabut 22 Regulasi

JAKARTA-Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kembali menyederhanakan peraturan

Pacu Ekspor Produk Fesyen Muslim, Kemenperin Gelar ii-Motion 2021

JAKARTA-Kementerian Perindustrian (Kemenperin) gencar mendorong pelaku industri feysen muslim di