JAKARTA-Calon Dewan Pengawas (Dewas) Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan saat ini sedang mengikuti uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper tes). Berdasarkan data ada 10 orang calon Dewas BPJS tengah mengikuti seleksi.
Namun dari 10 orang tersebut, DPR hanya akan memilih 5 orang. “Calon yang diuji ini terdiri dari unsur pekerja, unsur pemberi kerja dan unsur tokoh masyarakat,” kata Ketua Komisi IX DPR Dede Yusuf, Senin (18/1/2016) di ruang Rapat Komisi IX DPR RI.
Mantan Wagub Jawa Barat ini berharap, ke 5 orang yang terpilih nanti benar-benar mampu bekerja secara independen, berintegritas dan kritis karena nantinya mereka harus memahami setiap permasalahan sampai ke hal-hal terkecil. “Indepedensi dewan pengawas ini maksudnya tidak berada dibawah direksi, sebab mereka bekerja melaksanakan pengawasan,” ujarnya.
Dengan demikian, sambung Kang Dede bukan hanya sekedar memberi pekerjaan pada pengawas, tetapi Dewan Pengawas bekerja dengan baik sesuai dengan amanat UU tentang BPJS Kesehatan.
Pengawasan itu lanjut Dede Yusuf terhadap kinerja manajemen direksi dan manajerialnya, termasuk mengawasi aturan-aturan, iuran, maupun premi. Selain itu, Dewan pengawas juga melakukan koreksi terhadap anggaran disamping membuat rekomendasi.
Karena itu, dalam seleksi ini Komisi IX DPR akan melihat sejauh mana kemampuan calon menguasai permasalahan dan memberi solusinya. “Permasalahan yang ada cukup banyak termasuk soal pembayaran klaim, mereka harus mengerti ini,” kata politisi Partai Demokrat ini.
Dia berharap ke 10 orang yang menjalani uji kelayakan ini merupakan calon terbaik yang diajukan Presiden Jokowi lewat Surat Presiden RI nomor: R-74/Pres/12/2015 tanggal 12 Desember 2015.
Nama-nama calon anggota Dewas BPJS Kesehatan ini diambil dari tiga unsur, yakni unsur Pekerja, unsur Pemberi Kerja atau Pengusaha, dan unsur Tokoh Masyarakat untuk dilakukan uji kelayakan dan kepatutan oleh DPR RI.
Mereka masing-masing adalah Ketut Sendra, Misbahul Munir, Karun, Didiet Poerwanto Soeranto, Indrayana, Atim Riyanto, La Tunreng, Michael Jihannis Latuwael, Eko Suwardi dan Roni Febrianto. **aec
