Dampak Bencana Alam Harus Tumbuhkan Solidaritas Kebangsaan

Thursday 8 Apr 2021, 2 : 40 pm
by

NAGEKEO-Banyaknya bencana alam yang terjadi Indonesia harusnya menumbuhkan rasa empati dan senasib sepenanggungan pada masyarakat lainnya. Dengan rasa itu, maka akan menumbuhkan sikap saling tolong menolong sesama anak bangsa untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

“Sebagai sesama anak bangsa, kita dituntut memiliki rasa kemanusiaan. Hal ini tercermin dalam nilai nilai yang terkandung pada Pancasila khususnya sila ke 2, yakni Kemanusiaan yang adil dan beradab,” kata Anggota MPR RI Fraksi PKB, NM Dipo Nusantara Pua Upa dalam acara sosialisasi Empat Pilar MPR RI, di Kabupaten Nagekeo Provinsi Nusa Tenggara Timur, Kamis, (08/04/2021).

Kegiatan sosialisasi itu dihadiri sekitar 150 peserta yang terdiri dari unsur masyarakat petani, nelayan, pedagang kecil, aparat desa, tokoh agama, tokoh pemuda, dan tokoh masyarakat setempat serta para aktifis politik.

Lebih jauh Dipo berpesan kepada seluruh elemen masyarakat bangsa, khususnya di wilayah Kabupaten Nagekeo dan sekitarnya agar tak henti-hentinya menumbuhkan rasa solidaritas dan rasa empati kepada saudara-saudara yang terkena musibah bencana alam, seperti banjir, tanah longsor, badai dan juga bencana alam lainnya yang belakangan ini terjadi di beberapa wilayah di Nusa Tenggara Timur.

Dalam butir-butir sila ke 2 Pancasila, diantaranya jelas dinyatakan, misalnya mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia, mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira. “Bahkan harus menjauhkan sikap semena-mena terhadap orang lain, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, gemar melakukan kegiatan kemanusiaan dan lain sebagainya,” ujar Legislator dari Dapil NTT I.

Sebagaimana diketahui, belakangan ini, bencana alam melanda 20 daerah kota/kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan tidak kurang dari 181 penduduk setempat meninggal dunia.

Selain itu, bencana alam yang berlangsung Ahad (4/4/2021), mengakibatkan 225 penduduk lainnya mengalami luka serta 48 lainnya dinyatakan hilang.

Mereka adalah para korban yang terdampak bencana tanah longsor hingga banjir bandang di Kota Kupang, Kabupaten Flores Timur, Kabupaten Malaka, Kabupaten Lembata, Kabupaten Ngada, Kabupaten Sumba Barat.

Selain itu bencana juga melanda Kabupaten Sumba Timur, Kabupaten Rote Ndao, Kabupaten Ende, Kabupaten Sabu Raijia, Kabupaten Alor, Kabupaten Kupang, Kabupaten Belu, Kabupaten Timor Tengah Utara, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Kabupaten Sika, Kabupaten Sumba Tengah, Kabupaten Manggarai, Kabupaten Manggarai Timur dan Kabupaten Nagekeo.

Berdasarkan laporan tersebut, bencana alam terparah dialami total 2.579 penduduk di Kabupaten Flores Timur, 72 orang di antaranya meninggal dunia, 76 luka-luka dan dua jiwa dilaporkan hilang.

Lokasi terparah berikutnya berada di Kabupaten Lembata di mana 46 jiwa dari total 5.861 penduduk meninggal dunia, 53 luka-luka dan 22 jiwa dinyatakan hilang. Di Kabupaten Solor dilaporkan 12 jiwa meninggal dunia, 26 luka-luka dan tiga orang lainnya dinyatakan hilang.

Korban meninggal dunia juga dilaporkan berasal di Kabupaten Malaka sebanyak 11 jiwa dari total penduduk 30.599 jiwa.

Selain korban meninggal, BNPB juga melaporkan sebanyak 74.629 rumah tinggal penduduk di wilayah terdampak bencana mengalami kerusakan berskala ringan hingga berat.

Sementara kerusakan infrastruktur publik dilaporkan terjadi di 16 wilayah kota/kabupaten di NTT. Di Kota Kupang bencana merusak 39 fasilitas pendidikan, 13 fasilitas kesehatan, 67 tempat ibadah, dua ruas jalan, 11 fasilitas perdagangan dan 18 fasilitas pemerintahan.

Di Kabupaten Flores Timur bencana merusak jalan, jembatan hingga talut pengaman pantai. Kabupaten Malaka mengalami kerusakan fasilitas pendidikan, kantor pemerintahan, saluran irigasi hingga peternakan dan tambak milik penduduk.

Sejumlah kantor pelayanan publik seperti Mapolres, asrama polisi, sekolah hingga pasar dilaporkan rusak di Kabupaten Ngada. Situasi serupa juga terjadi di Kabupaten Sumba Timur, Kabupaten Rote Ndao, Kabupaten Ende, Kabupaten Sabu Raijua, Kabupaten Alor dan Kabupaten Kupang Belu dan Manggarai. ***

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Rotan dan Kayu

Presiden Dorong Mebel dan Produk Kayu Manfaatkan Peluang Ekspor

JAKARTA-Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengemukakan, ada peluang ekspor yang bisa

Market Share Perbankan Syariah Mencapai 5,13%

JAKARTA-Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad