JAKARTA-Tingkat penyerapan anggaran, khususnya anggaran transfer ke daerah masih belum maksimal mendekati akhir tahun ini. Sekarang ini, dana yang mengendap di pemerintah daerah provinsi/kabupaten/kota sangat besar sekali mencapai Rp259 triliun. Situasi ini membuat Presiden Joko Widodo sedih. “Padahal uang itu kalau dibelanjakan akan menggerakkan ekonomi masyarakat. Belanjakan pada tempat yang tepat. Uang itu ditunggu masyarakat kalau dibelanjakan, uangnya bisa berputar,” kata Presiden Jokowi seperti dikutip dari laman Setkab di Jakarta, Kamis (26/11).
Presiden Jokowi mempertanyakan rendahnya penyerapan anggaran itu. Pasalnya, anggaran untuk sudah tersedia, tetapi justru terlambat membelanjakannya. “Biasanya, duitnya yang susah, ini duitnya sudah ada. Apa masalahnya? Takut? Takut apa? Saya tanya, takut? Takut apa? kata Presiden Jokowi dengan nada bertanya.
Presiden meminta kepala daerah agar tidak perlu takut membelanjakan uang itu. Namun dengan syarat, harus tepat sasaran. “Kalau Bapak/Ibu semuanya tidak mengambil serupiah pun, yang ditakuti apa?” terangnya.
Jokowi memastikan, akan membantu semua kepala daerah untuk mengoptimalkan dana yang sudah ada, . “Kalau kebijakan, bisa menunjukkan pada saya dan itu betul, saya akan back-up penuh,” tegasnya.
Jokowi mengisahkan saat menjadi walikota hingga gubernur. “Saya tidak pernah itu takut. “Nggak pernah. Karena saya juga nggak, serupiah pun nggak pernah pegang-pegang yang namanya uang,” ujarnya.
Tahun depan kata Presiden, pemerintah menyiapkan cara yang berbeda jika tingkat penyerapan rendahnya anggaran masih rendah. Jika uang disimpan terlalu banyak di bank maka nanti yang ditransfer bukan uang lagi. “Kalau uang cash lagi nanti ditaruh di deposito. Nanti yang kita transfer yang serapannya rendah adalah surat utang. Artinya kalau daerah itu memerlukan Rp102 miliar, ya Rp102 miliar yang diambil,” papar Presiden Jokowi.
Langkah itu dilakukan agar anggara negara ini efisien.” Uang kalau sudah ditransfer memang harus digunakan,” tegasnya.