JAKARTA-Harga minyak mentah dunia menguat pada penutupan perdagangan Senin (4/9/2023) waktu setempat atau Selasa pagi (5/9/2023) WIB.
Meroketnya harga komoditas ini dipicu ekspektasi pemangkasan produksi oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya yang tergabung dalam OPEC+.
Selain itu, spekulasi bahwa Federal Reserve (The Fed) akan menghentikan kampanye kenaikan suku bunga.
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober 2023 ditutup meningkat 40 sen menjadi US$85,95 per barel di New York Mercantile Exchange.
Adapun harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman November 2023 menguat 45 sen menjadi US$89 per barel di London ICE Futures Exchange.
Para analis memperkirakan Arab Saudi akan memperpanjang pengurangan produksi minyak mentah secara sukarela sebesar 1 juta barel per hari hingga Oktober.
Ini membuat produksi total OPEC+ berkurang.
Dampaknya adalah tingkat stok komersial minyak mentah dan produk bahan bakar terus menurun.
Menurut Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak, Rusia telah mencapai kesepakatan dengan negara-negara anggota OPEC+ lainnya untuk memperpanjang pengurangan produksi sampai Oktober.
Selain terpangkasnya pasokan, melesatnya harga minyak dunia juga ditopang oleh kenaikan permintaan.
Di luar dugaan, aktivitas manufaktur Tiongkok meningkat pada Agustus.
Ini memunculkan ekspektasi terhadap peningkatan kebutuhan bahan bakar minyak. (ANES)
