DPD Golkar Masih Cemaskan Elektabilitas Ical

Thursday 21 Nov 2013, 3 : 32 pm
republika.co.id

JAKARTA-Sejumlah DPD I Golkar masih merasa cemas dengan tingkat elektabilitas Aburizal Bakrie (ARB), alias Ical  sebagai capres. Kecemasan ini membuat Rapimnas yang akan digelar 22-23 Nopember 2013 diprediksi akan sedikit memanas. “Saya baru saja turun ke Sulawesi, Maluku, dan Papua, para pengurus di daerah begitu cemas dengan elektabilitas ARB,” kata politisi senior Zainal Bintang  dalam diskusi “Politik Beringin Menjelang Rapimnas” di Jakarta, Kamis,(21/11). 

Padahal, kata Zainal lagi, tim ARB sudah melakukan beberapa strategi untuk mengemas ARB, termasuk melalui media mass. Namun tetap saja belum bisa mencapai 10%. “Sampai sekarang, meski sudah diiklankan tiap hari, masih tetap di bawah 10 %. Sementara elektabilitas partai sudah melebihi 10%. Inilah yang membuat kecemasan, karena bukan tidak mungkin pada Pemilu legislatif 2014, akan mempengaruhi suara perolehan partai,” ujarnya. 

Menurut Zainal, para pengurus daerah itu, terutama yang dari pengurus DPD II (tingkat kabupaten dan kota), sudah banyak menyampaikan kegelisahannya soal elektabilitas ARB. Sayang mereka tidak punya suara dalam Rapimnas, sebab dalam AD/ART yang punya suara DPD I (provinsi). Namun, DPD II punya posisi penting, sebab mereka adalah ujung tombak dalam Pileg maupun Pilpres. “Kalau mereka tidak di-wongke, tidak dihargai, bisa membuat kinerja Golkar turun dan buntutnya membahayakan pencapresan ARB,” katanya. 

Dalam kondisi seperti ini, ujarnya, Rapimnas yang digelar kali ini, maka tidak menutup kemungkinan untuk terjadinya evaluasi terhadap pencapresan ARB. “Memang belum ada DPD I yang bersuara secara resmi, tapi mereka secara individual sudah meneriakkan,” kata Bintang. 

Ditegaskannya, suara dari daerah menyatakan, kalau memang elektabilitas ARB tidak naik-naik, maka tim suksesnya perlu dievaluasi. Masih ada tokoh-tokoh bagus sepeti Priyo Budi Santoso, Jusuf Kalla, Ade Komarudin, dan lainnya. Bagi daerah, kecemasan ini ditafsirkan bahwa rendahnya elektabilitas ARB bisa-bisa juga menurunkan perolehan suara Golkar, sehingga nanti mungkin hanya akan meraih suara di urutan ketiga atau bahkan keempat. Ini akan sulit untuk mengusung capres sendiri.

Memang kata evaluasi ditentang oleh mereka, tapi kepentingan parpol bukan semata hanya untuk mereka. “Evaluasi memang diasumsikan untuk mengganti pencapresan ARB. Tapi, dalam politik, perlu melihat realitas. Apalagi, realita capres non Jawa sulit untuk menang. perlu ada alternatif jadi RI2,” ujarnya.

Ketua DPP Golkar Hajriyanto Y Thohari menyatakan tidak melihat adanya gerakan untuk mendongkel pencapresan ARB. Semua DPD I masih solid. “Kalau wacana, saya kira banyak, dan itu boleh-boleh saja. Tapi untuk menuju gerakan pendongkelan, tidak ada gejalanya. Mayoritas suara masih di Pak ARB,” katanya.  **cea

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

8 Korporasi dan 3 Bank BUMN Dukung Transaksi Lindung Nilai

JAKARTA-Delapan korporasi BUMN dan tiga bank BUMN mendukung penggunaan transaksi

Dirjen Pajak Telah Usulkan Buka Rekening Bank

JAKARTA-Direktur Jenderal Pajak Fuad Rahmany telah mengusulkan agar rahasia bank