Dulu Kritik, Sekarang Menjilat, Awas!, Ini Bahaya Politik Praktis Pasca Pemilu 2024

Selasa 27 Feb 2024, 4 : 52 pm
Menkopolhukam Hadi Tjahjanto dan Menteri ATR/BPN Agus Harimurti Yudhoyono mendampingi Presiden Jokowi

DEPOK-Direktur Eksekutif Makara Strategic Insight Resarch, Andre Priyanto mengingatkan, bahaya politik praktis pasca Pemilu 2024, menyusul bergabungnya Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ke dalam jajaran Kabinet Indonesia Maju, sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN).

Andre menilai, pengangkatan AHY  hanya sebagai salah satu strategi Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk memperkuat cengkraman koalisinya.

Padahal selama ini,  AHY  gencar mengkritik pemerintahan Jokowi, terutama terkait kasus Pulau Rempang di Provinsi Kepulauan Riau.

“Rekrutmen menteri merupakan hak prerogatif presiden, tapi ini menyiratkan politik praktis secara terang-terangan. Harus diingat  Mas AHY  mundur dari TNI karena kekhawatiran ayahnya,  Presiden  ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono atas karier AHY sebagai anggota terbaik TNI. Kemudian yang kedua, Partai Demokrat sebelumnya  keras mengkritik pemerintahan terkait dengan kasus Pulau Rempang,” kata Andre  di Kampus UI Depok, Jawa Barat, Selasa (27/2/2024).

Andre menegaskan, manuver politik praktis kerap dipraktikkan kalangan elite karena ketegangan yang terjadi di antar elite politik sangat kuat, apalagi di antara mereka yang ingin setia pada misi dan  yang merindukan jabatan di pemerintahan.

Menurutnya, politik praktis tidak sejalan dengan cita-cita  bangsa yang bersifat dinamis dan krusial.

“Demi modernisasi lembaga-lembaga politik tradisional atau kolonial dan  konsolidasi negara-negara baru, atau yang bangkit kembali, dalam 50 tahun terakhir, Indonesia telah menghasilkan banyak sekali pemikir  politik di Asia Tenggara. Apakah mereka terlibat pada perjuangan nasionalis di dalam negeri atau di pengasingan, baik dalam keadaan bebas atau  dalam tahanan, para pemimpin nasional  menyiapkan  diri dan memimpin perjuangan rakyat untuk mencapai kemerdekaan secara sistematis,” jelasnya.

Menurut Andre perumusan prinsip-prinsip teoritis yang akan mengatur eksistensi bangsa-bangsa di Asia Tenggara,  seharusnya berjalan  baik setelah  tahun-tahun pencapaian kedaulatan.

Saat ini, lanjut Andre, politik di Asia Tenggara tidak memiliki kejelasan tujuan dan ketegasan arah.

Lembaga-lembaga yang diadopsi, baik atas dasar penerimaan eksplisit terhadap teori-teori politik asing atau tanpa perenungan mendalam tentang filosofi implisit.

Setelah beberapa tahun berupaya membuat teori berhasil, terungkap adanya ketidaksesuaian  pandangan dunia yang tertanam dalam budaya rakyat di suatu negara.

Komentar

Your email address will not be published.

Don't Miss

ADK Salah Satu Sosok Sekjen Mendampingi AH

Oleh: Emrus Sihombing Mundurnya Bambang Soesatyo dari pencalonan Ketum Golkar,
Bursa Saham, IHSG, Saham EMTK, Saham TBIG

Akhir Pekan, IHSG Bertahan di Atas Level 7.350

JAKARTA-Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup