Ekspor Nonmigas Naik, Capai USD 15,3 Miliar

Tuesday 4 Nov 2014, 4 : 37 pm
by

JAKARTA-Kinerja ekspor bulan September 2014 mengalami penguatan signifikan, mencapai USD 15,3 miliar atau naik sebesar 5,5% dibanding bulan sebelumnya (MoM). Hal ini didorong oleh peningkatan ekspor nonmigas yang mencapai USD 12,7 miliar atau naik 6,5% (MoM).

Penguatan kinerja ekspor nonmigas bulan September diperkirakan akan terus berlanjut mengarah ke pertumbuhan positif di akhir tahun ini. “Pertumbuhan ekspor nonmigas menguat dibanding bulan lalu yang hanya naik 2,1%. Hal ini menunjukkan optimisme perbaikan ekspor di akhir tahun,” kata Menteri Perdagangan RI Rachmat Gobel, pada konferensi pers di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Selasa (4/11).

Secara kumulatif, neraca perdagangan nonmigas September 2014 mengalami surplus mencapai USD 758,8 juta, meningkat dari bulan sebelumnya sebesar USD 489,6 juta. Peningkatan ekspor juga diikuti oleh peningkatan impor, terutama impor migas yang tumbuh 7,4% meski defisit sebesar USD 1,0 miliar, sehingga neraca perdagangan nasional di bulan September 2014 mengalami defisit sebesar USD 270,2 juta.

Menurutnya, nilai ekspor nonmigas mencapai USD 12,7 miliar atau naik 6,5% (MoM) dan 2,9% (YoY), sementara ekspor migas mencapai USD 2,6 miliar atau naik 0,9% (MoM) dan 8,6% (YoY). Beberapa komoditas ekspor nonmigas yang mengalami peningkatan, antara lain bijih, kerak, dan abu logam; perhiasan/permata; dan kayu dan barang dari kayu dengan kenaikan masing-masing sebesar 57,8%; 25,8%; dan 21,1% (MoM). Produk manufaktur yang juga mengalami peningkatan ekspor adalah mesin-mesin/pesawat mekanik yang naik 11,1%; barang-barang rajutan 16,5%; dan pakaian jadi bukan rajutan yang tumbuh 14,2%.

Ekspor ke emerging market meningkat signifikan di bulan September 2014, yaitu Australia (49,0% MoM dan 32,1% YoY), Pakistan (19,7% MoM dan 126,8% YoY), Arab Saudi (4,7% MoM dan 31,9% YoY), dan Uni Emirat Arab (4,4% MoM dan 40,1% YoY).

Selama Januari-September 2014, nilai ekspor mencapai USD 132,7 miliar, mengalami penurunan sebesar 0,9% (YoY), terdiri dari ekspor migas sebesar USD 23,4 miliar (turun 1,4%) dan ekspor nonmigas USD 109,3 miliar (turun 0,8%).

Sementara itu, pada September 2014, total impor mengalami peningkatan 5,1% (MoM) dan 0,2% (YoY) menjadi USD 15,5 miliar. Peningkatan impor tersebut dipicu oleh naiknya impor migas sebesar 7,4% MoM meskipun turun 1,7% YoY; sedangkan impor nonmigas hanya naik sebesar 4,4% MoM dan 0,8% YoY.

Impor di bulan September masih didominasi oleh bahan baku/penolong dan barang modal yang masing-masing memiliki pangsa 75,6% dan 16,9%. Seluruh impor jenis barang meningkat dibanding bulan lalu, dimana impor bahan baku/penolong dan barang modal mengalami peningkatan masing-masing sebesar 5,6% dan 4,9% di bulan September 2014. Sementara impor barang konsumsi hanya naik 0,3% dibanding bulan sebelumnya (MoM).

Komoditas impor yang naik signifikan di bulan September 2014 antara lain gandum-ganduman yang tumbuh 39,0% MoM dan 58,1% YoY; bubur kayu/pulp naik 59,1% MoM dan 10,5% YoY yang merupakan bahan baku penolong; serta susu, mentega, dan telur naik 26,6% MoM dan 15,0% YoY yang merupakan barang konsumsi.

Secara kumulatif, impor Januari-September 2014 mencapai USD 134,4 miliar, atau turun sebesar 4,3% YoY, terdiri dari impor migas sebesar USD 33,0 miliar (turun 1,8%) dan impor nonmigas USD 101,4 miliar (turun 5,0%).

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

KAEF Derita Rugi Bersih Rp177,36 Miliar di Kuartal III, Kas Ambles 63,18%

JAKARTA-PT Kimia Farma Tbk (KAEF) selama sembilan bulan pertama tahun
Jasmerah merupakan pesan yang masih sangat relevan sampai saat ini. Karena para elit bangsa Indonesia cenderung meninggalkan sejarah. Melupakan sejarah.

Waspada: Pajak PPN Naik, Ekonomi Kontraksi

Oleh: Anthony Budiawan Pemerintah berencana menaikkan tarif PPN serta memperluas