JAKARTA–PT Equity Life Indonesia (Equity Life Indonesia) menggenjot pertumbuhan premi sekitar double digit hingga akhir 2017. Bahkan secara terang-terangan berani menyebut sebesar 20 persen hingga akhir 2017. “Jadi akan kita benahi lebih rapi,” kata Direktur Utama Equity Life Indonesia, Samuel Setiawan di Kantor Equity Life Indonesia, Jakarta, Rabu, 23 Agustus 2017.
Menurut Samuel Setiawan, target pertumbuhan premi pada tahun ini cukup realisitis. Alasanya pihaknya sedang dalam proses transformasi infrastruktur untuk kemudahan para nasabah. “Pertumbuhan premi kita targetkan tumbuh 20 persen. Seperti di ketahui, Equity life sendiri saat ini sedang alami reformasi dari sisi IT (teknologi informasi) dan infrastruktur,” ujarnya
Lebih jauh Samuel menambahkan guna dapat mencapai target pertumbuhan premi pada 2017, pihaknya terus meningkatkan kerja sama dengan sejumlah komunitas. Salah satunya ialah para penulis blogger guna menggaet para generasi milenial. Salah satu cara yang dilakukan Equity Life Indonesia ialah pengadaan lomba penuliaan blogger dalam rangka hari jadi ke-30 Equity Life Indonesia.
Dalam beberapa tahun ke belakang, lanjut Samuel, penetrasi teknologi digital memang makin besar dalam kehidupan masyarakat. Hal ini diyakininya akan terus berlangsung di masa mendatang.
Sementara di sisi lain, sambungnya, pemanfaatan teknologi digital oleh perusahaan asuransi masih terhitung minim. Makanya, Equity Life berambisi untuk menggeber penggunaan teknologi untuk bisa memperluas pasar. “Bisa dibilang industri asuransi ini cukup tertinggal dari bank dan pembiayaan untuk urusan penggunaan teknologi,” jelasnya.
Sementara itu, Direktur Equity Life David Soetadi mengaku pihaknya telah mengivestasikan puluhan miliar untuk pengembangan teknologi. Adapun penguatan teknologi digital menjadi salah satu priotitas yang dilakukan PT Equity Life Indonesia dalam upaya menggenjot bisnis.
David Soetadi menjelaskan upaya pengembangan digital mulai diseriusi perseroan sejak 2014 lalu. Sejak saat itu, Equity Life menganggarkan dana sekitar Rp 10 miliar hingga Rp 15 miliar saban tahun. “Untuk tahun ini kami anggarkan sekitar Rp 10 miliar,” ungkap David lagi.
Menurutnya, fokus penguatan teknologi pada tahun ini adalah untuk lebih memberikan kemudahan layanan kepada para pemegang polis. Mulai dari penjualan, mendapatkan informasi, hingga layanan untuk memudahkan proses klaim. ***
