JAKARTA-Harga minyak mentah dunia melambung hampir satu persen ke level tertinggi dalam sembilan bulan pada penutupan perdagangan Jumat (8/9/2023) waktu setempat atau Sabtu pagi (9/9/2023) WIB.
Melonjaknya harga komoditas ini antara lain dipicu oleh kenaikan harga diesel berjangka Amerika Serikat (AS) dan kekhawatiran tentang ketatnya pasokan minyak setelah Arab Saudi dan Rusia memperpanjang pengurangan pasokan pada minggu ini.
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober 2023 ditutup menguat 64 sen, atau sekitar 0,7% menjadi US$87,51 per barel di New York Mercantile Exchange.
Adapun harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman November 2023 berakhir meningkat 73 sen sekitar 0,8% menjadi US$90,65 per barel.
Kedua harga acuan minyak mentah tersebut tetap berada di wilayah overbought secara teknis selama enam hari berturut-turut, dengan penyelesaian Brent di tertinggi sejak 16 November.
Penyelesaian WTI merupakan yang tertinggi sejak 6 September.
Dalam sepekan terakhir, harga minyak WTI dan Brent meningkat sekitar 2%.
Ini seiring kenaikan minggu lalu sekitar 5% untuk Brent dan 7% untuk WTI.
Minggu ini, Arab Saudi dan Rusia memutuskan untuk memperpanjang pengurangan produksi minyak mentah secara sukarela sebesar 1,3 barel per hari sampai akhir tahun 2023.
Para analis Commerzbank mengatakan, Arab Saudi kemungkinan akan kesulitan untuk mengakhiri pemangkasan produksi nantinya tanpa menyebabkan penurunan harga minyak dunia.
Harga minyak dunia juga terpengaruh meningkatnya harga minyak pemanas berjangka sebesar 3% seiring semakin dekatnya musim dingin.
Di sisi lain, perusahaan jasa perminyakan Baker Hughes melaporkan jumlah fasilitas pemboran minyak yang aktif di Amerika Serikat naik selama satu pekan ini, peningkatan mingguan pertama sejak Juni. (ANES)
