JAKARTA-Pada perdagangan di awal pekan ini, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi untuk berbalik ke teritori negatif, setelah di sepanjang transaksi akhir pekan lalu melenggang optimistis dan ditutup menguat 0,66 persen ke posisi 6.758.
Penguatan IHSG di perdagangan Jumat (27/10) sejalan dengan kenaikan harga pada 279 saham, sedangkan sebanyak 243 saham tercatat menurun dan ada 235 saham tidak mengalami perubahan harga.
Nilai transaksi di akhir pekan lalu hanya Rp8,69 triliun atau lebih rendah dibanding sehari sebelumnya Rp10,02 triliun.
Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh organisasi research and trading saham, WH Project, penguatan indeks pada akhir pekan lalu sudah sesuai harapan, karena posisi candlestick terhadap Moving Average-5 menunjukkan adanya potensi pola uptrend.
Menurut analis WH Project, William Hartanto dalam riset harian untuk perdagangan Senin (30/10), pergerakan IHSG di akhir pekan lalu (27/10) masih belum mampu bermain di atas Moving Average-5, sehingga terindikasi adanya potensi pelemahan.
“Faktor pendukungnya adalah nilai transaksi. Belum ada nilai transaksi yang meningkat setiap kali IHSG rebound, ini berarti para pelaku pasar masih wait and see atau sudah berpindah ke instrumen investasi lain,” ujar William.
Secara teknikal, jelas dia, posisi candlestick IHSG berada di bawah MA5, sehingga mengindikasikan IHSG akan berbalik melemah.
“Hari ini kami memproyeksikan, IHSG berpotensi untuk bergerak dalam kecenderungan melemah, dengan range pergerakan di level 6.725-6.850,” ucap William.
Untuk perdagangan hari ini, lanjut William, WH Project merekomendasikan kepada para pelaku pasar agar mengakumulasi pembelian pada saham MYOR dan GMFI, sedangkan SILO memiliki rating trading Speculative Buy dan ELSA memiliki rating Sell On.
