IKM Kreatif Dongkrak Pariwisata Daerah

Tuesday 22 Dec 2015, 4 : 03 pm
Menperin Saleh Husin

JAKARTA-Menteri Perindustrian Saleh Husin meminta produk kreatif masyarakat desa bisa diandalkan untuk mengembangkan industri pariwisata. Alasannya kekhasan produk merupakan nilai jual tiap kawasan. “Produk kreatif tiap desa juga berpotensi menjadi tujuan wisata. Baik produknya sendiri, proses produksi hingga lingkungan sekitar tempat IKM berada,” katanya usai menyerahkan Piagam One Village One Product (OVOP) di Jakarta, Selasa (22/12/2015).

Saleh menambahkan kreativitas pelaku usaha kecil menengah menjadi strategi untuk pemasaran produk. “Ini menjadi bagian dari branding sehingga lebih fokus,” ucapnya.

Menurut Saleh, Indonesia memiliki sumber daya alam yang beraneka ragam yang jika diolah tercipta produk spesifik dan khas berbasis kekayaan budaya atau kearifan lokal. “Orientasi wisatawan saat ini tak hanya ingin melakukan perjalanan tetapi juga menjajal pengalaman produksi seperti membatik, menenun dan mengolah makanan-minuman,” ujarnya.

Kemenperin mencatat, pembinaan dan pengembangan IKM yang dilakukan sepanjang 2014 telah menghasilkan kontribusi IKM terhadap PDB industri pengolahan non-migas secara keseluruhan sebesar 34,56 persen .

Angka persentasi ini dapat dicapai berkat dukungan dari sekitar 3,522 juta unit usaha IKM (yang merupakan 90 persen dari total unit usaha industri nasional). Dengan jumlah unit usaha tersebut dapat terserap tenaga kerja sebanyak 9,02 juta orang.

Sedangkan nilai ekspor yang dicapai pada tahun yang sama adalah sebesar US$.19,62 miliar sebagai proses dari investasi yang ditanam sebesar Rp. 34,94 triliun, nilai bahan baku sebesar Rp 288,39 triliun, nilai produksi sebesar Rp 615,02 triliun, dan nilai tambah sebesar Rp 252,53 triliun. Hal ini berdampak pada meningkatnya ekonomi Nasional serta mengurangi kemiskinan.

Dirjen IKM Kemenperin Euis Saedah mengatakan pihaknya melakukan kajian lapangan yang memaparkan produk-produk spesifik dan khas di Indonesia antara lain makanan ringan dan minuman sari buah-sirup buah, kain tenun, produk batik, anyaman, gerabah dan keramik hias.
“Penyelenggaraan OVOP ini merupakan kali kedua setelah tahun 2013 lalu. Tahun ini penerima piagam sebanyak 110 IKM dab yang mendapat bintang lima sebanyak 2 IKM dan bintang empat sebanyak 23 IKM,” ulasnya.

Sementara itu, kata Euis, penerima Piagam Produk OVOP kategori bintang tiga sebanyak 51 IKM dan kategori bintang dua sebanyak 34 IKM. Peraih penghargaan OVOP bintang lima adalah Batik Winoto Sastro asal Yogyakarta yang konsisten mengembangkan batik tulis, menggunakan pewarna alam dan menyediakan kain serta pakaian batik untuk berbagai kalangan.

Penerima kategori bintang lima lainnya ialah Mawar Art Shop dari Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat yang memproduksi anyaman dari tanaman lokal, ketak. Perajin menganyamnya menjadi aneka produk seperti tas, tatakan gelas, asesoris peralatan rumah tangga, tempat tisu, hingga pelengkap interior ruang dan diekspor ke Jepang, Korsel, AS, Italia dan Belanda, selain ke pasar domestik.

Keunggulan produk khas desa, menurut Euis yang juga Ketua Forum Koordinasi OVOP Pusat, antara lain terletak pada ketersediaan bahan baku, diolah berdasarkan keahlian turun temurun, dan terutama untuk tenun, anyaman dan gerabah memiliki desain serta motif bernilai budaya tinggi. **aec

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Kemenperin Dukung Target Ekspor Furnitur USD5 Miliar

JAKARTA-Kementerian Perindustrian (Kemenperin) fokus mendukung industri furnitur dalam negeri untuk

Tingkatkan Distribusi, PUPR Dukung Kelancaran Jalur Logistik Di Tengah Pandemi

JAKARTA- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus berupaya