Impor Smartphone Mulai Berkurang

Thursday 5 Nov 2015, 12 : 54 pm
kompas.com

JAKARTA – Produsen perangkat selular makin banyak memproduksi produknya di Indonesia.

Hal ini menunjukkan Indonesia semakin menarik bagi investor.

Pabrikasi juga menambah lapangan kerja dan mendekatkan produsen pada pasarnya.

“Ini menunjukkan jumlah importasi telepon seluler sudah mulai digantikan dengan hasil produksi dalam negeri,” papar Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kemenperin, I Gusti Putu Suryawirawan di Jakarta, Kamis (5/11/2015).

Sejauh ini, Indonesia adalah negara dengan populasi pengguna telepon seluler yang sangat besar.

Ini terlihat dari tingginya nilai impor telepon seluler yang mencapai 60 Juta unit pada 2014.

“Untuk tahun ini, sampai dengan bulan September 2015 tercatat 26 juta unit,” tambahnya.

Pabrikasi ini buah kerjasama Lenovo dengan Tridharma Kencana yang memiliki fasilitas fabrikasi di Serang.

Pada tahap awal, dua tipe ponsel pintar yang akan diproduksi yaitu Lenovo A2010 dan A6010.

Sementara itu, Menteri Perindustrian Saleh Husein menjelaskan selama ini kan produsen dan prinsipal sudah menikmati pasar domestik Indonesia, menarik duit dari konsumen.

Kini sudah saatnya juga menanam modal dan membangun pabrik ponsel.

Aktivitas produksi di Indonesia, lanjut Menperin, dapat dimanfaatkan produsen sebagai salah satu keunggulan dalam memasarkan produk ke konsumen Indonesia.

Sebaliknya, Kemenperin akan mengedukasi konsumen tentang ponsel-ponsel mana saja yang diproduksi di Indonesia.

“Sehingga konsumen tahu mana saja ponsel yang telah berkontribusi pada ekonomi Indonesia. Kita perlu memainkan sentimen-sentimen kedekatan atau proximity seperti itu,” ujar Saleh.

Hal ini diyakini turut merangsang prinsipal ponsel untuk melakukan pabrikasi di Indonesia dan produsen yang masih memproduksi di luar negeri diharapkan segera melakukan aksi korporasi serupa.

Kemenperin berharap, ekspansi ini diteruskan dengan pembangunan industri komponen dalam negeri sehingga diharapkan dapat menjadi bagian dari rantai produksi produk telepon seluler dunia.

“Pangsa pasar Indonesia yang besar sudah memanjakan produsen ponsel. Saatnya kita menjadi bagian aktif industri ini dan tidak hanya menjadi penonton,” tegasnya.

Pemerintah memiliki komitmen kuat untuk mengembangkan industri komunikasi dan telematika. Juli lalu, melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika,

Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Perindustrian telah ditetapkan batas minimimal Tingkat Kandungan Lokal Dalam Negeri (TKDN) di ponsel 4G yang beredar di Indonesia.

Aturan ini akan berlaku efektif mulai 1 Januari 2017 dan semua smartphone 4G LTE FDD harus mempunyai kandungan lokal minimal 30 persen. Pemerintah juga mendorong tumbuhnya industri pengembang perangkat lunak dan aplikasi.

Langkah Lenovo semakin memperpanjang daftar produsen ponsel yang melokalisasi produknya.

Sebelumnya belasan produsen melakukan hal yang sama yaitu merek Samsung, Oppo, Haier, IVO untuk Bolt dan Venera, Modem Bolt dan ZTE untuk Bolt, Polytron, Evercross, Advan, Axioo, MITO, Gosco, SPC dan Asiafone. Sedangkan dari pemilik merek, terdapat Huawei Tech Investment yang menggunakan fasilitas produksi PT Panggung Electric Citra Buana dan Smartfren Telecom. **aec

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Presiden Serius Bangun Kilang Minyak dan Kembangkan EBT

JAKARTA-Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan keseriusan membenahi permasalahan defisit neraca

Mikro Laju CIMB Niaga Bantu Korban Banjir Pati

PATI-Bencana banjir yang terjadi di sebagian wilayah Pantai Utara Pulau