Indonesia Belum Masuk Fase Resesi Ekonomi

Thursday 6 Aug 2015, 3 : 18 am
by

JAKARTA-Kondisi perekonomian Indonesia hingga kini masih belum stabil. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2015 melambat atau hanya tumbuh 4,67% atau turun 0,05% dari kuartal sebelumnya sebesar 4,7%. Meski terus tertekan, ekonomi Indonesia belum masuk pada fase resesi ekonomi.
Kepala BPS Suryamin mengatakan, Indonesia belum mengalami pertumbuhan ekonomi minus, sehingga kondisinya masih tetap stabil. Penurunan dikarenakan adanya pengaruh pelambatan ekonomi domestik dan global. “Kalau dibanding negara-negara mitra dagang kita, itu banyak yang di bawah 3%, ini harus dikatakan juga bahwa ada yang anggap ini resesi. Tapi ini enggak benar. Resesi itu kalau minimal dua kuartal berturut-turut growth-nya negatif,” kata Suryamin di gedung BPS, Jakarta, Rabu, (5/8).
Suryamin menceritakan, masa resesi Indonesia ketika pada 1998 yang saat itu disebut krisis moneter. Waktu itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 13,9%. “Itu baru namanya resesi. Kalau masih 4,67% masih aman untuk kita. Jepang saja sekarang ada di satu koma sekian persen. Apalagi dibandingkan negara lain masih lebih lah,” ujarnya.
Untuk negara mitra dagang Indonesia yang turut memengaruhi pertumbuhan ekonomi, juga mengalami pelambatan ekonomi, terutama Amerika Serikat (AS). “AS melemah di angka 2,9% pada kuartal I, terus menjadi 2,3% di kuartal II. Adapun Tiongkok tetap stagnan pada posisi 7%. Singapura juga demikian dari yang 2,1% kuartal I menjadi 1,7 di kuartal II,” pungkasnya.
Meskipun pertumbuhan ekonomi kuartal II menurun sedikit dibandingkan kuartal sebelumnya, dia tetap yakin peluang tumbuh ekonomi tumbuh masih terbuka. Hal ini ditopang pembangunan dan penyelesaian proyek infrastruktur pemerintah. “Belanja modal pemerintah 2015 itu Rp275,8 triliun, 2014 kan Rp160,8 triliun, naik Rp115 triliun. Kemudian yang baru diserap di semester I baru 9,74%. Nanti ada penyelesaian Cipali, tol laut juga akan dibangun,” ucapnya.
Menurut dia, dengan adanya percepatan penyerapan di sisa tahun ini akan mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Selain itu, industri manufaktur juga akan mendukung pertumbuhan ekonomi semester ini. “Di Industri manufaktur kalau dilihat per sub sektor ada yang kelihatannya menggembirakan. Jadi semester II, saya pikir bisa digenjot di 5%,” pungkas dia.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Presiden Targetkan 2018 Pertumbuhan Ekonomi 6% Lebih

JAKARTA-Presiden Joko Widodo menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2018 berada

Danamon Peduli Dukung Pengembangan Pasar Rakyat

LAMPUNG-Yayasan Danamon Peduli (“Danamon Peduli”) menyelenggarakan Festival Pasar Rakyat sekaligus