JAKARTA-Indonesia mulai memasuki ambang krisis ekonomi. Hal ini terjadi jika pemerintah tidak membuat kebijakan jangka pendek untuk menekan defisit neraca transaksi berjalan. “Apabila current account deficit tetap besar tanpa ada kebijakan jangka pendek, maka empat bulan ke depan kita akan memasuki krisis,” kata pengamat ekonomi EC-Think Indonesia, Aviliani di Jakarta, Senin (2/12).
Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), defisit neraca transaksi berjalan pada kuartal III 2013 menjadi 8,4 miliar dollar AS atau 3,8 persen dari produk domestik bruto (PDB). Defisit transaksi berjalan ini menurun dibandingkan pada kuartal sebelumnya, yakni mencapai 9,9 miliar dollar AS atau 4,4 persen dari PDB. Pemerintah memperkirakan defisit sampai akhir tahun ini sebesar US$ 31 miliar. Angka defisit ini lebih besar dibandingkan dengan total defisit di tahun 2012 sebesar US$ 24,42 miliar.
Menurut dia, kebijakan jangka pendek pemerintah untuk menekan defisit transaksi berjalan harus bersifat mandatory terkait pengembangan energi baru terbarukan. Dia mengatakan, masih memungkinkan bagi pemerintah untuk mengembangkan energi alternatif tersebut di sisa waktu empat bulan ke depan.
Komentari tentang post ini