Indonesia Punya Modal Dasar Mengembangkan Industri Maritim

Wednesday 13 Aug 2014, 4 : 02 pm
by

SURABAYA-Indonesia memiliki modal dasar yang cukup untuk dapat mengembangkan industri maritim yang berdaya saing. Hal ini didukung oleh sejumkah faktor seperti jumlah galangan kapal nasional sebanyak 250 perusahaantersebar di seluruh wilayah Indonesia; berpengalaman membangun dan mereparasi kapal berbagai jenis dan ukuran sampai dengan 50.000 DWT untuk bangunan baru dan sampai dengan 150.000 DWT untuk perbaikan/docking repair; besarnya pasar kebutuhan kapal dalam negeri;serta tersedianya infrastruktur teknologi dan pengembangan SDM industri maritim. “Dalam catatan kami, pada tahun 2014 tercatat 72 kapal di bangun di galangan Indonesia dengan berbagai jenis dan tipe kapal. Kesempatan besar tersebut harus mampu dimanfaatkan sebaik mungkin oleh industri galangan kapal dalam negeri,” tegas Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi (IUBTT) Budi Darmadi dalam sambutannya pada acara Pengapungan Ferry Ro-Ro 5.000 GT “KMP LEGUNDI” Lintas Merak – Bakauheni pesanan Kementerian Perhubungan di galangan kapal PT. Dumas Tanjung Perak Shipyard, Surabaya, Selasa (12/8).

Menurutnya, pengamanan dan optimalisasi pemanfaatan pasar dalam negeri bagi kepentingan pengembangan industri dalam negeri sebagaimana yang diamanatkan oleh INPRES No.2 Tahun 2009 tentang Program Peningkatan Penggunaan Dalam Negeri (P3DN), merupakan salah satu strategi yang cukup penting dan perlu didukung oleh semua pemangku kepentingan industri perkapalan karena kebijakan tersebut akan memberikan kesempatan dan akumulasi pengalaman kepada industri galangan kapal nasional sehingga mampu memenuhi kebutuhan kapal dan reparasi kapal serta produk industri manufaktur maritim lainnya di dalam negeri. “Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian telah dan akan terus berupaya untuk mengambil langkah-langkah koordinasi yang efektif dengan operator kapal seperti SKK MIGAS, Pertamina, INSA dan pemangku kepentingan terkait lainnya agar kapal-kapal yang secara teknis dapat dibuat dalam negeri harus dibangun di galangan dalam negeri,” tegasnya.

Salah satu hal yang akan terus diperjuangkan dan dicarikan solusinya kedepan adalah memperbaiki iklim usaha dengan melakukan harmonisasi terhadap kebijakan-kebijakan yang terkait pengembangan industri galangan kapal seperti PPN, PPh Badan, tarif bea masuk bahan baku dan komponen kapal, dan sebagainya.

Selanjutnya, tantangan industri perkapalan nasional akan semakin besar karena persaingan global yang semakin ketat. Oleh karena itu, modal dasar yang sudahdimiliki harus dikelola dengan baik dan dimanfaatkan semaksimal mungkin bagi kepentingan pembangunan dan pemberdayaan industri dalam negeri. Diharapkan juga dengan dukungan semua pihak terkait, pada saatnya nanti industri perkapalan nasional akan semakin berdaya saing dan mampu menjadi tuan rumah di negeri sendiri.

Selain melakukan pengamanan pasar dalam negeri bagi kepentingan pengembangan industri perkapalan nasional, Pemerintah pada saat yang bersamaan juga terus berupaya melakukan penguatan dari sisi supply dengan menciptakan iklim usaha yang kondusif sehingga galangan kapal nasional mampu meningkatkan kemampuannya terutama dalam hal quality, cost, delivery (QCD) dan diharapkan dapat memanfaatkan peluang pasar yang ada terutama memenuhi permintaan pembangunan kapal di dalam negeri.

Secara khusus, Darmadi memberikan apresiasi kepada pihak-pihak yang telah mendukung pengembangan industri perkapalan nasional, antara lain: PT Dumas Tanjung Perak Shipyard atas prestasi yang telah dicapai selama ini dalam membangun dan memproduksi berbagai jenis dan tipe kapal kebutuhan dalam negeri, Kementerian Perhubungan yang telah menjadi role modeldalam memberikan kepercayaan kepada galangan kapal nasional untuk pembangunan armada kapalnya di dalam negeri, dan pihak perbankan nasional yang telah mendukung dari sisi pembiayaan.

Menurutnya, pembangunan kapal pesanan Kementerian Perhubungan di galangan kapal dalam negeri selama ini telah mampu memberikan dampak ganda yang cukup signifikan, tidak hanya berupa penyerapan tenaga kerja industri perkapalan dan industri pendukung/komponen, tetapi juga akumulasi pengalaman galangan kapal dalam melakukan penguasaan teknologi pembangunan kapal Ferry Ro-Ro yang mempersyaratkan kualitas cukup ketat, sehingga diharapkan kepercayaan ini akan mempercepat proses penguasaan teknologi pembangunan kapal.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Presiden: TNI dan Rakyat Seperti Air dan Ikan, Tak Bisa Dipisahkan

JAKARTA-Presiden Joko Widodo menegaskan tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia ke

Resi Gudang Dorong Penyediaan Stok Komoditas

SURABAYA-Pelaksanaan Sistem Resi Gudang (SRG)  membawa dampak positif bagi perekonomian