Industri Batik dan Kerajinan Perlu Dipoles Teknologi Modern

Sunday 11 Oct 2020, 7 : 26 pm
by
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin, Doddy Rahadi di Jakarta, Senin (29/6)

JAKARTA-Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong industri batik dan kerajinan dapat ikut memanfaatkan teknologi modern dalam rangka mendongkrak produktivitas dan kualitas secara lebih efisien.

Hal ini sesuai dengan implementasi program prioritas pada peta jalan Making Indonesia 4.0.

“Dengan proses produksi yang inovatif, efektif dan efisien, menjadikan pelaku industri selalu melakukan kreasi tiada henti, sehingga produktivitasnya akan meningkat dan akhirnya juga daya saingnya turut terdongkrak,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin, Doddy Rahadi di Jakarta, Minggu (11/10).

Menurut Kepala BPPI, perkembangan teknologi yang demikian cepat belakangan ini, terutama adanya revolusi industri 4.0, telah membawa perubahan luar biasa bagi sektor dunia usaha.

“Teknologi telah menyentuh berbagai bidang dan berhasil mengubah perilaku manusia, termasuk pula dalam menyikapi pembuatan produk seperti pada kerajinan dan batik,” jelasnya.

Lebih lanjut, tak bisa dipungkiri bahwa setiap perkembangan teknologi selalu menjanjikan kemudahan, efisiensi, serta peningkatan produktivitas.

Jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnya menuntut kemampuan fisik yang cukup besar, kini relatif sudah bisa digantikan oleh perangkat mesin otomatis dan teknologi modern.

“Meski begitu, kehadiran dan peran teknologi tidaklah mungkin menggantikan peranan manusia secara keseluruhan,” tegas Doddy.

Sentuhan teknologi tersebut hendaknya tidak akan membuat suatu nilai budaya yang ada dalam produk kerajinan dan batik tersebut menjadi luntur, hilang, atau tergantikan.

“Jika teknologi yang digunakan dapat bersinergi dengan budaya lokal, maka penerapan teknologi tersebut akan memberikan dampak yang sangat positif, tentunya kinerja industri akan meningkat dan budaya lokal tetap terjaga,” imbuhnya.

Oleh karena itu, kearifan memadukan pada kemajuan teknologi di era industri 4.0 dengan keberlanjutan budaya bangsa diharapkan memberi nilai tambah produk kerajinan dan batik nasional yang basisnya adalah keterampilan keempuan (craftmanship).

“Semua ini mempunyai tujuan agar industri kerajinan dan batik yang berbasis budaya lokal akan tetap berjaya di negeri sendiri, tak lekang oleh perubahan zaman,” terang Doddy.

Di sisi yang lain, tentu semua upaya tersebut tidak akan mengabaikan terhadap isu lingkungan.

Dalam hal ini, sektor industri kerajinan dan batik hendaknya menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan, seperti bahan-bahan yang berasal dari sumber alam terbarukan.

“Guna mencapai sasaran-sasaran tersebut, beberapa waktu lalu, Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) Yogyakarta selaku unit kerja di bawa binaan BPPI, telah menyelenggarakan Seminar Nasional Industri Kerajinan dan Batik (SNIKB) II tahun 2020 dengan mengusung tema Peran Teknologi 4.0 dalam Pengembangan Industri Batik dan Kerajinan,” paparnya.

Kerek kontribusi

Kepala BPPI optimistis, melalui pemanfaatan teknologi terkini, industri batik dan kerajinan akan mampu memberikan kontribusi signfikan terhadap pemulihan ekonomi nasional karena dampak pandemi Covid-19.

“Industri kerajinan dan batik harus mampu juga beradaptasi dengan kebiasaan baru saat ini atau berbagai perubahan karena dampak pandemi,” ujarnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Jokowi: Kepemilikan Mayoritas Saham Freeport Untuk Kemakmuran Rakyat

JAKARTA-Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan, bahwa 51,2 persen saham PT

Mei 2019, Neraca Perdagangan Surplus USD 0,21 Miliar

JAKARTA-Bank Indonesia (BI) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Mei 2019