JAKARTA-Badan Pusat Statistik (BPS) mengumunkan tekanan inflasi mencapai 0,43% pada Juni 2014 dan laju inflasi tahun kalendernya 1,99%. Padahal inflasi Juni 2013 tercatat hanya 1,03%. “Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks seluruh kelompok pengeluaran, ” kata Kepala BPS, Suryamin, Selasa (1/7/2014).
Berdasarkan data BPS, dari 82 kota Indek Harga Konsumen (IHK), tercatat 76 kota mengalami inflasi dan 6 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Ternate 1,29% dan terendah terjadi di Tual 0,06%. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Maumere 0,72% dan terendah terjadi di Pematang Siantar 0,09%.
Kenaikan itu. antara lain pada kelompok bahan makanan yang naik 0,99%, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau yang naik 0,32%, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar yang naik 0,38%, dan kelompok sandang yang naik 0,30%.
Menurut Suryamin, inflasi Juni tahun ini cukup terkendali. “Dalam 5 tahun terakhir, ini yang terendah. Jadi memasuki Ramadhan, ini cukup terkendali,” tegasnya
Lebih jauh kata Suryamin, salah satu penyebab inflasi Mei 2014, disebabkan oleh kenaikan harga di kelompok bahan makanan dengan andil 0,19%. Sejumlah bahan pangan yang mengalami kenaikan harga antara lain daging ayam ras dan telur ayam ras.
Selain itu, kenaikan tarif listrik yang berlaku per 1 Mei juga mulai terlihat dampaknya dan menyumbang inflasi pada Juni. “Dari komponen listrik dan bahan bakar ada sumbangan inflasi 0,09%. Ada kenaikan TDL (Tarif Dasar Listrik) pada Mei yang dampaknya terlihat bulan lalu,” imbuhnya. (ek)