Apalagi, pemerintah belum melakukan langkah konkret terkait penyadapan oleh Australia dan Amerika Serikat.
“Yang sopan santun itu bagus, tetapi kemudian kita lembek dan seakan tidak punya nyali. Itu yang saya sesalkan,” ujar Priyo di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (18/11).
Priyo mengingatkan pemerintah untuk melapisi diri agar telepon pribadi kepala negara tak semudah itu disadap.
Ia juga menuntut penjelasan AS dan Australia.
“Kami parlemen kecewa dan perlu penjelasan itu. Tidak cukup hanya dengan pemerintah. Ini masalahnya sudah menyangkut harkat dan kedaulatan,” jelas Priyo yang menyebut kedua negara itu tidak bermoral karena menyadap secara ilegal.