JAKARTA-Kota Jakarta kembali bersimbah darah. Duka pun menyelimuti warga ibukota. Penyebabnya, sebuah aksi terror di Sarinah, Jakarta Pusat menewaskan tujuh orang serta 19 diantaranya luka-luka. Aksi terror ini menampar wajah ibukota negara mengingat aksi keji ini tidak jauh dari Istana Negara yang menjadi symbol kedaulatan bangsa ini. Tak pelak, kinerja intelijen menjadi sorotan.
Ketua Setara Institute, Hendardi menilai Badan Intelijen Negara (BIN) mandul dalam memberikan informasi akurat tentang situasi keamanan kepada pemerintah. Kasus bom bunuh diri Sarinah ini menujukkan intelijen kecolongan dalam mendeteksi gerakan-gerakan ekstrem di masyarakat. Hal ini sekaligus wujud kegagalan pemerintah dalam menciptakan rasa aman pada masyarakat. “Kami mengecam keras aksi terror ini. Siapapun pelakunya dan motif tindakan teror ini Polri harus bertindak cepat, tepat, dan akurat sehingga setiap penanganan terorisme dapat dipertanggungjawabkan dan mampu mengurai jejaring yang lebih luas. Polri telah memiliki kemampuan menangani teror semacam ini,” tegasnya di Jakarta, Kamis (14/1).
Setara Institute menyesalkan kelemahan kinerja intelijen negara yang gagal mendeteksi dan mencegah teror ini. Namun demikian, dia berharap agar masyarakat tetap waspada meskipun tidak perlu panic. “Berbagai himbauan yang menebarkan kebencian terhadap simbol-simbol asing tidak perlu ditanggapi berlebihan,” jelasnya.
Dia meminta Polri memberikan update informasi berkala kepada masyarakat untuk menjawab kecemasan publik, akibat adanya informasi mengenai adanya ancaman serupa di beberapa lokasi lain. Presiden Jokowi harus memastikan BIN untuk bekerja lebih efektif dalam mendeteksi berbagai ancaman. “Ini kebobolan bagi BIN, karena harusnya cepat di antisipasi,” ujar Ketua DPR Ade Komarudin di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (14/1).
Dia mengungkapkan, Wakil Ketua DPR Fadli Zon sempat bertemu dengan Kepala BIN Sutiyoso, Rabu malam (13/1). Namun dalam pertemuan itu, Sutiyoso tidak memberikan tanda-tanda apapun tentang adanya teroris. “Saya mendengar Pak Fadli beramah tamah dengan Sutiyoso tadi malam. Tapi, tidak ada tanda-tanda, ternyata ini terjadi,” terangnya.
Kendati demikian, politikus Partai Golkar itu meminta, agar BIN, Polisi, TNI, ataupun intel dapat menangkap pelaku dengan segera. “Agar situasi terkendali dan kita semua bisa bekerja seperti sedia kala,” tandasnya.