ISKA: Luka Batin Bangsa Perlu Disembuhkan

Monday 21 Jul 2014, 1 : 19 am
by

JAKARTA-Luka batin bangsa akibat pilpres 2014 ataupun karena peristiwa ketidakadilan yang terjadi pada waktu lalu harus disembuhkan untuk memampukan Indonesia menjadi bangsa yang besar. Penyembuhan luka-luka batin harus dilakukan bersama-sama seluruh komponen bangsa tanpa memandang agama, suku, ras, kelompok ataupun partai. Stigma yang menyebabkan luka batin bangsa Indonesia itu harus dicabut meski rasa sakit masih sangat terasa agar bangsa Indonesia mampu berdamai dengan masa lalunya.

Demikian ditegaskan oleh Ketua Umum Presidium Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA), Muliawan Margadana, saat menutup rapat kerja pengurus baru ISKA 2013 -2017 di Wisma Samadi, Jakarta, Minggu (20/7).  “Penyebutan keturunan China, beragama Katolik, pemberhentian tidak hormat, pelanggaran HAM, Perang Badar, PKI dll yang mencuat dalam kampanye adalah luka-luka batin yang perlu disembuhkan dari bangsa ini. Kita tidak mungkin menjadi bangsa besar, sekalipun semua pemimpin bangsa menghendaki dan menyuarakannya, jika luka-luka batin itu tidak disembuhkan terlebih dahulu,” tegas Muliawan.

Ditambahkan, para pimpinan bangsa dan calon pemimpin bangsa masa depan perlu melihat Pilpres sebagai bagian dari demokrasi, sebagai proses mendewasakan diri menjadi bangsa yang disegani mengingat proses itu dilihat oleh dunia internasional. Para kandidat Capres dan Cawapres harus diposisikan sebagai kader terbaik bangsa yang memiliki tujuan mulia untuk memenuhi tujuan berbangsa dan bernegara, sehingga tidak boleh ada sebutan kata menang atau kalah , karena pada hakekatnya pencalonan ini adalah upaya mengabdi bagi bangsa.

TNI dan Polri juga diharapkan tetap bertindak secara profesional mengutamakan kepentingan bangsa sebagai dasar dari semua tindakannya. Demikian pula ISKA meminta agar kedua kandidat Capres dan Cawapres serta Lembaga Negara terkait untuk menempatkan semua tindakannya dengan berlandaskan konstitusi.

Oleh karena itu, menurut Muliawan, ISKA yang pada bulan Desember 2013 menetapkan 2014 sebagai Tahun Kejujuran, mengajak  seluruh komponen bangsa untuk menyiapkan diri agar 2015 dapat disebut sebagai Tahun Bercermin Diri, tahun mengkoreksi dan mempercantik diri sebagai bangsa yang besar.

Semua komponen bangsa, lanjutnya, perlu bersatu padu kembali untuk menerima keputusan Pilpres dan mendukung Presiden-Wakil Presiden terpilih sebagai pilhan rakyat, untuk selanjutnya membangun pemerintahan yang kuat dan efektif serta menjaga Demokrasi yang berlandaskan Pancasila ini dengan baik. Adalah kewajiban semua pihak untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, karena perpecahan yang tidak perlu akan menimbulkan luka batin lagi dan membuat semua energi bangsa terserap percuma. Biarlah Pilpres ini menjadi titik kebangkitan semangat kekeluargaan dan gotong royong menuju bangsa yang besar dan semakin disegani. “Bangsa ini memerlukan pemimpin bangsa yang berintegritas, satu kata dan perbuatan serta bersuri-tauladan. Para pemimpin bangsa sekarang harus belajar kembali dari para pendiri bangsa seperti Jenderal Sudirman, Agus Salim, Sri Sultan HBIX, Soekarno, Moh. Hatta, dll. Saya yakin mereka memiliki ambisi pribadi, tetapi mereka mengabaikannya demi masa depan bangsa,” pungkasnya.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

uang rupiah

Posisi Rupiah Cenderung Menguat

JAKARTA-Posisi Rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi

PSI dan Tanda Kecurangan Pemilu

Oleh: Saiful Huda Ems Melonjaknya perolehan suara Partai Solidaritas Indonesia