Jokowi: Kunci Memenangkan Persaingan Adalah Kecepatan Birokrasi

Minggu 10 Sep 2017, 2 : 02 am
by
Presiden Jokowi saat menghadiri Seminar Internasional Ikatan Notaris Indonesia, di Bali Nusa Dua Convention Center, Bali, Jumat (8/9)

BALI-Presiden Joko Widodo mengingatkan perubahan global sekarang yang begitu sangat cepat membutuhkan kecepatan dalam mengeksekusi setiap kebijakan.

Jika tidak bisa mengejar kecepatan perubahan-perubahan itu maka pasti akan ditinggal oleh negara lain yang menjadi pesaing Indonesia.

“Kuncinya, ada di kecepatan birokrasi, kecepatan perizinan dalam melayani investasi-investasi yang datang. Sekali lagi, negara yang cepat akan mengalahkan negara yang lambat. Jadi cerita kecepatan ini penting sekali,” tegas Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada Seminar Internasional Ikatan Notaris Indonesia, di Bali Nusa Dua Convention Center, Bali, Jumat (8/9).

Oleh sebab itu, Presiden berjanjiakan terus mendorong terjadinya reformasi besar-besaran yang mendasar, terutama untuk meningkatkan posisi Indonesia dalam peringkat Ease Of Doing Bussiness (EODB).

Saat ini, pringkat kemudahan investasi di Indonesia berada di rangking 91. “Grafiknya terus membaik, dari ranking 120, kemudian meloncat ke 106 di 2016, kemudian meloncat lagi sekarang di ranking 91,” ujarnya.

Meski rankingnya meloncat naik ke posisi 91, Presiden ternyata belum puas karena targetnya minimal di pringkat 40.

Presiden mengaku sudah menyampaikan kepada Menteri untuk memperbaiki iklim investasi di Indonesia.

“Terserah yang diobrak-abrik, di eselon 1-nya, di eselon 2-nya, eselon 3-nya, eselon 4-nya. Yang tidak mau mengikuti arah reformasi birokrasi, silakan. Tetapi kita ingin semuanya dikerjakan dengan cepat, baik menyelesaikan regulasi-regulasi, peraturan-peraturan yang menghambat, maupun juga sistem-sistem yang masih menggunakan sistem-sistem lama,” tegas Presiden.

Menurut Presiden, saat ini ada momentum yang sangat bagus, terutama kepercayaan dunia internasional terhadap Indonsia.  “Sekarang Indonesia sudah layak investasi. Jadi, ada trust internasional,” urainya.

Selain itu,  survei OECD, mengenai tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahnya, Indonesia saat ini berada pada ranking pertama di dunia untuk kepercayaan rakyat kepada pemerintahnya. “Momentum ini harus digunakan,” tegas Presiden.

Presiden kembali mengingatkan pentingnya kecepatan dalam melakukan perubahan.

“Indonesia baru berapa tahun ada internet, kita baru belajar di situ, sudah muncul mobile internet. Mobile internet ada, kita baru mau belajar, muncul lagi artificial intelligence,” terangnya.

Hal ini mengindikasikan perubahan itu berlangsung sangat cepat sekali. “Kalau kita tidak bisa mengikuti dan kita tidak bisa mengejar kecepatan perubahan-perubahan itu, ya kita akan ditinggal oleh negara-negara lain,” imbuhnya.

Presiden menyadari, sekarang ini bukan negara besar mengalahkan negara kecil, tetapi negara yang cepat yang akan mengalahkan negara yang lambat. “Negara yang cepat yang akan mengalahkan negara yang lambat,” ujar Presiden.

Kepala Negara lalu membandingkan dengan pengalamannya di Uni Emirat Arab, dimana untuk mengurus izin, semuanya sudah selesai, tidak ada 1 jam.

“Itu 16 tahun yang lalu. Saya bisa mendirikan pabrik, saya bisa mendirikan kantor, saya bisa mendirikan show room, semuanya sudah bisa, enggak ada 1 jam,” ujar Presiden seraya menambahkan itulah kenapa Uni Emirat Arab, baik Dubai maupun Abu Dhabi, bisa meloncat begitu sangat pesatnya.

Komentar

Your email address will not be published.

Don't Miss

TPN Ganjar-Mahfud Kirim Surat Resmi ke Twitter, Ada Apa?

JAKARTA-Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud mempertanyakan kejanggalan di media sosial

Mayoritas Bank Sentral Dunia Telah Mencapai Puncak Suku Bunga

Oleh: Caroline Rusli, CFA  Sebagian besar pasar percaya bahwa situasi