Jokowi: Politik Dengan Propaganda Menakutkan Itu Genderuwo

Friday 9 Nov 2018, 2 : 40 pm
by
Presiden Jokowi menyambut tangan warga saat menghadiri acara penyerahan 3.000 sertifikat hak tanah, di di GOR Tri Sanja, Tegal, Jawa Tengah, Jumat (9/11)

TEGAL-Presiden Joko Widodo kembali menyindir aksi para politikus di Indonesia yang gemar menyebar propaganda menakutkan bagi rakyat. Gaya politikus yang menebar ketakutan itu sebagai politik genderuwo.

“Sekarang ini banyak politikus yang pandai mempengaruhi, yang tidak pakai etika politik yang baik, tidak pakai sopan santun politik yang baik. Mereka melakukan politik dengan propaganda menakutkan, membuat ketakutan, membuat kekhawatiran, propaganda ketakutan,” kata Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada penyerahan 3.000 sertifikat tanah untuk warga Tegal dan sekitarnya, di GOR Tri Sanja, Tegal, Jawa Tengah, Jumat (9/11) pagi.

Setelah masyarakat takut, menurut Presiden, para politikus itu membuat sebuah ketidakpastian. Sehingga masyarakat mempertanyakan kebenarannya. Dan yang ketiga menjadi ragu-ragu masyarakat.

“Cara-cara seperti ini adalah cara-cara politik yang tidak beretika. Membuat ketakutan. Masa masyarakatnya sendiri dibuat ketakutan? Itu namanya politik genderuwo, nakut-nakuti, politik genderuwo,” ungkap Kepala Negara.

Kepala Negara mengingatkan, jangan sampai seperti itu, karena berbahaya sekali. “Jangan sampai propaganda ketakutan menciptakan suasana ketidakpastian, menciptakan munculnya keragu-raguan,” tegasnya.

Sebelumnya Presiden Jokowi mengingatkan, bahwa bangsa Indonesia ini adalah bangsa yang besar. Penduduk Indonesia sekarang sudah 263 juta yang dianugerahi oleh Allah SWT perbedaan-perbedaan, berbeda-beda, warna-warni.

“Kita memiliki 714 suku, banyak sekali suku di Indonesia, dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote, banyak sekali, 714 suku. Bahasa daerahnya ada 1.100 lebih,” kata Presiden Jokowi seraya mengingatkan, aset terbesar bangsa ini, modal terbesar bangsa ini adalah persatuan, persaudaraan, dan kerukunan.

Oleh sebab itu, Kepala Negara mengingatkan jangan sampai karena pilihan bupati, pilihan gubernur, pilihan presiden ada yang tidak saling sapa dengan tetangganya, tidak saling sapa antarkampung, antardesa, tidak rukun antarkampung.

“Jangan sampai terjadi seperti itu di Kabupaten Tegal, di Provinsi Jawa Tengah. Kalau pas ada pilih bupati ya pilih mawon yang sing paling sae sinten, pilih mpun, kalih tetonggo bedo pilihan enggak apa-apa, rukun lagi. Di majelis taklim ada yang berbeda pilihan enggak saling ngomong, meneng-menengan, ampun, enggak boleh seperti itu,” tutur Kepala Negara.

Presiden Jokowi menegaskan, semua orang Indonesia harus menjaga ukhuwah islamiah, harus menjaga ukhuwah wathaniyah, karena semuanya adalah saudara-saudara sebangsa dan setanah air.

“Jangan sampai tidak rukun, tidak bersatu, menjadi pecah gara-gara pilihan presiden, pilihan gubernur, pilihan bupati. Jangan sampai! Rugi besar kita ini. Karena apa? Setiap lima tahun itu ada pilihan bupati, pilihan gubernur, pilihan presiden, ada terus, pilihan wali kota ada terus,” tutur Kepala Negara.

Tampak hadir dalam kesempatan itu antara lain Menteri ATR/Kepala BPN Sofyan Jalil, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki, dan Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Wali Kota Bekasi Resmikan Selter Pengolahan Sampah di Kayuringin

BEKASI-Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi meresmikan selter pengolahan sampah organik
Rakorda

Hasto PDIP Tepis Kerenggangan Hubungan Megawati-Jokowi

JAKARTA-Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menepis isu