JAKARTA-Meskipun nilai tukar rupiah kembali melemah ke level Rp 13.194 per dollar Amerika Serikat (AS), Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta semua pihak optimistis dengan kondisi ekonomi negara. Pasalnya, situasi fundamental ekonomi Indonesia saat ini sangat baik.
Hal ini tercermin dari kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), pasar obligasi, serta ruang fiskal dalam anggaran juga lebih baik dari tahun lalu. “Bukanlah suatu hal yang tidak mungkin jika potensi ekonomi Indonesia pada tahun ini bisa lebih baik. Pasalnya, fundamental ekonomi Indonesia masih sangat baik,” tegas Presiden Joko Widodo usai menggelar Rapat Terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (11/3).
Hadir dalam Rapat Terbatas tersebut Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menko Perekonomian Sofyan Djalil, Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo, dan Ketua Dewan Komisioner Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman Darmansyah Hadad.
Pertemuan yang bersifat dadakan ini membahas tentang ekonomi global dan masalah yang berhubungan dengan kurs.
Presiden Jokowi menyampaikan optimismenya bahwa pelemahan rupiah bersifat sementara mengingat kondisi ekonomi sangat bagus. “Maka semuanya harus optimistis tahun ini ekonomi akan tumbuh lebih baik. Tetapi kita juga hati-hati ya, kita juga harus waspada ya,” pesan Presiden.
Pada kesempatan tersebut, Presiden ingin mendengar langsung tentang situasi ekonomi. “Meskipun tadi malam kita juga telah bertemu tapi saya kira lebih baik lagi kalau sore ini kita bahas di ruangan ini” kata Presiden.
Data valuta asing Bloomberg, Rabu pekan ini menunjukkan nilai tukar rupiah dibuka melemah cukup parah ke level 13.196 per dolar AS. Nilai tukar rupiah tercatat melemah 0,57 persen ke level 13.168 per dolar AS pada perdagangan pukul 8:56 waktu Jakarta. Masih di awal sesi perdagangan, nilai tukar rupiah masih berfluktuasi melemah di kisaran 13.145-13.198 per dolar AS.
