JAKARTA-Ketua DPP Golkar Nusron Wahid memastikan kekerasan kepada para ulama, kiai, ustadz, bikshu, dan pastor akhir-akhir ini dilakukan oleh orang gila, ide gila, dan untuk kepentingan politik yang gila. “Para pelaku itu orang yang tidak beriman. Sebab, kalau orang beriman pasti tak akan melakukan kekerasan, dan tidak disebut beriman sampai mereka menyintai sesama umat manusia yang beriman. Apapun agamanya,” tegas Nusron Wahid di Kompleks Parlemen, Senayan Jakarta, Senin (12/2/2018).
Mantan Ketum PP GP Ansor itu menengarai pertama, kekerasan tersebut tidak terjadi secara kebetulan, melainkan sudah terorganisir dan sistematis. Karena itu Golkar mendesak aparat untuk mengusut tuntas.
Kedua, tindakan itu bertujuan untuk menciptakan rasa tidak aman, ekonomi tidak jalan dan masyarakat was-was. “Jadi, Golkar minta polisi dan TNI tidak kalah dengan preman dengan atas nama agama apapun,” ujarnya.
Dengan demikian kata Nusron, harus ada upaya konkret aparat dan pemerintah menghadapi kejahatan terorganisir, orang gila untuk kepentingan yang gila. Bisa gila politik maupun gila kekuasaan, karena peristiwanya beruntun,” jelas Nusron lagi.
Ali Mukhtar Ngabalin, Ketua Golkar ini juga menegaskan tindakan itu untuk merusak dan mencederai Pancasila dan demokrasi. “Orang seperti ini tidak layak hidup di NKRI. Kami kutuk keras tindakan brutal dan tidak beradab ini,” ungkapnya
Lebih jauh kata Ketua Umum Bakomubin menilai dalam kasus tersebut ada keganjilan karena kedua pelaku sama-sama diindikasikan mengidap penyakit kejiwaan.
Oleh karenanya, Ali Mochtar pun meminta kepada aparat kepolisian untuk segera menangkap para pelaku tersebut karena sudah membuat resah umat Islam. “Kita minta dengan rasa hormat kepada polisi, kita berikan kepercayaan sesuai konstitusi kemudian menyerahkan sepenuhnya,” tambahnya
Selain itu, dia juga merasa aneh karena kasus ini hanya terjadi di Jawa Barat. Ia pun meyakini penganiayaan terhadap ulama itu terkait pilkada. “Penganiayaan terhadap para ulama kapan? Pada waktu mau masuk pilkada, saya haqqul yaqin sebagai orang politik saya mau bilang ini terkait dengan masalah pilkada dan kenapa tidak terjadi di daerah lain, hanya terjadi di wilayah-wilayah Jawa Barat?” ungkap politisi Partai Golkar ini. ***