Kemendag Terapkan Diversifikasi Pasar Ekspor

Friday 1 May 2015, 6 : 54 pm
by

JAKARTA-Kementerian Perdagangan (Kemendag) menciptakan strategi yang komprehensif untuk terus meningkatkan kinerja ekspor Indonesia sebagai upaya memenangkan persaingan di pasar global. Salah satunya dengan menerapkan diversifikasi pasar ekspor. “Untuk meningkatkan ekspor, para pelaku usaha harus menerapkan penetrasi dan diversifikasi ke pasar-pasar di Asia, termasuk Korea Selatan (Korsel), Eropa, Timur Tengah, Afrika, Amerika Latin, serta Australia-Oceania,” ungkap Dirjen Perdagangan Dalam Negeri (PDN) Srie Agustina selaku Plh. Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) di Jakarta (30/4).

Salah satu upaya yang dilakukan Ditjen PEN yaitu bekerjasama dengan ASEAN-Korea Centre (AKC) menggelar seminar “Product Development Workshop for Indonesian Furniture Manufacturers”.

Menurut Srie, seminar tersebut ditujukan untuk memberikan wawasan dan pengetahuan kepada para pelaku usaha Indonesia, khususnya furnitur, dalam meningkatkan kualitas dan desain produk yang sesuai dengan selera pasar serta memberikan panduan dalam menentukan strategi pemasaran yang efektif, termasuk prosedur ekspor. “Mereka juga harus peka terhadap selera pasar yang sangat dipengaruhi oleh gaya hidup, ekonomi, sosial, dan budaya. Penguasaan dan pemanfaatan teknologi untuk menghasilkan produk yang berkualitas juga sangat diperlukan untuk memperbesar kemungkinan produk tersebut diterima oleh konsumen global,” lanjutnya.

Para pembicara yang hadir pada seminar tersebut adalah para tenaga ahli dari Korea Selatan yang merupakan perwakilan dari perusahaan yang bergerak di bidang furnitur, yaitu Livart, Emons, In The Furniture, BizTech Consulting, dan K.Design. Para pembicara memaparkan potensi produk furnitur di Korsel dan hal-hal yang harus diperhatikan agar produk Indonesiadapat diterima di pasar Korsel, termasuk desain dan standar kualitas, serta berbagai ketentuan ekspor ke pasar Korsel. Selain itu, seminar tersebut juga akan dihadiri oleh Duta Besar Korsel untuk Indonesia Cho Tai-Young. “Kami berharap melalui kegiatan ini para pelaku usaha Indonesia akan semakin terbuka wawasannya dan dapat berinovasi, serta meningkatkan kualitas produk-produknya,” imbuh Srie.

Para pengusaha furnitur diharapkan dapat menindaklanjuti hasil komunikasi yang telah dilakukan selama kegiatan business matching sehingga mampu memperluas jaringan pemasaran, baik di dalam negeri maupun mancanegara.

Seperti diketahui, Korsel merupakan salah satu negara tujuan ekspor utama bagi produk-produk Indonesia yang telah memiliki skema kesepakatan dalam bentuk ASEAN-Korea Free Trade Area (FTA). Berdasarkan data Kemendag, fluktuasi nilai ekspor nonmigas Indonesia selama lima tahun terakhir berkisar dari USD 6,87 miliar pada 2010 dan menjadi USD 5,72 miliar pada 2014 dengan tren -5,73%. Hingga Februari 2015, nilai ekspor Indonesia telah mencapai USD 901,8 juta.

Khusus untuk produk furnitur, nilai ekspor Indonesia ke Korsel periode 2010-2014 mengalami peningkatan sebesar 10,95%. Pada 2010, nilai ekspor furnitur Indonesia ke Korea mencapai nilai USD 31,997 juta, sedangkan pada 2014 meningkat menjadi USD 51,434 juta.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Wawali Tangsel Mengaku Tak Punya Rekening Valas

TANGERANG-Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menyatakan tengah menelusuri

Bidik Dana Rp3 Triliun, BBTN Sasar Calon Nasabah Middle-up

JAKARTA-Guna dapat menghimpun tambahan dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp3