Kemenperin Dorong Pembangunan Industri Propelan

Friday 10 Oct 2014, 7 : 56 pm
by
Menteri Perindustrian MS Hidayat

Sementara itu, PT. Dahana (Persero), sebagai perusahaan milik negara yang bergerak di bidang industri bahan peledak, bersama dengan Eurenco serta Roxel telah berkomitmen untuk saling membantu dan mendukung pemerintah RI dalam mempersiapkan pabrik propelan dan spherical powders di Indonesia.

Produk yang dihasilkan nantinya akan diserap oleh industri pertahanan dalam negeri, karena produk tersebut merupakan bahan baku pembuatan peluru, roket, peluru kendali (missile), serta propelan untuk amunisi kaliber kecil, menengah dan besar.

Diharapkan, berdirinya pabrik propelan ini dapat memenuhi kebutuhan propelan di Indonesia dengan kemampuan produksi nitrogliserin sebanyak 200 ton/tahun, spherical powder (propelan double base untuk MKK) sebanyak 400 ton/tahun, propelan double base roket sebanyak 80 ton/tahun, dan propelan komposit sebanyak 200 ton/tahun.

Menurutnya, gagasan untuk mendirikan pabrik propelan di dalam negeri sudah cukup lama.

Oleh karena itu, penelitian dan pengembangan terus dilakukan karena untuk memproduksi propelan memerlukan teknologi yang cukup sulit.

Terlebih lagi, bahan baku utama sulit didapatkan, seperti nitrogliserin.

“Apabila ditinjau dari aspek ekonomi dan bisnis pembuatan pabrik propelan ini membutuhkan investasi yang cukup besar dan tidak pada skala ekonomis sehingga tidak layak secara financial, sehingga tidak memungkinkan apabila pabrik ini didirikan oleh industri.Namun, ada beberapa aspek lainnya yang tidak kalah penting yang dapat memungkinkan didirikan pabrik propelan,” tegasnya.

Dia berharap pendirian pabrik propelan di dalam negeri mampu memberikan manfaat seperti kemandirian ketahanan dan pertahanan nasional serta penegakan kedaulatan negara, karena propelan merupakan komponen utama untuk munisi dan roket bagi kebutuhan operasi TNI dan Polri.

Selain itu, terdukungnya kebutuhan operasi baik kuantitas maupun kualitas, seperti kegiatan komando pendidikan, bekal persediaan di seluruh Kodam, serta bekal pertahanan di tempat-tempat strategis/instalasi strategis dan latihan rutin untuk satuan/pasukan.

“Dan tentu sebagai salah satu sumber daya dalampengembangan Alutsista,” ujarnya.

Dia menegaskan, eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merupakan negara kepulauan terbesar harus dapat mempertahankan dari ancaman, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri.

Ancaman ini dapat berupa ancaman konvesional dan non-konvensional. Untuk mengantisipasi adanya potensi ancaman tersebut, diperlukan kemandirian kemampuan terutama dalam hal Hankamnas dan penyediaan Alutsista.

Dalam menghadapi situasi global yang semakin tidak menentu, stabilitas nasional menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan.

Oleh karena itu, memantapkan stabilitas nasional dibutuhkan dukungan berbagai pihak, tidak hanya dari TNI semata, tetapi juga dari Industri Pertahanan dalam negeri.

Pendirian pabrik ini dalam jangka pendek bertujuan untuk memproduksi propelan amunisi dan roket serta dapat menghemat devisa karena selama ini kebutuhan propelan Indonesia diimpor dari luar negeri.

Sedangkan dalam jangka panjang, pabrik ini bertujuan untuk diversifikasi produk propelan dan penetrasi pasar regional.

Dengan adanya pabrik ini diharapkan dapat tercipta kemandirian propelan dalam negeri dan mengurangi ketergantungan kepada pihak asing.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Ada Sisi Tak Adil Bagi Investor Publik, Penerapan MVS Dibatasi Maksimal 10 Tahun

JAKARTA-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengaku, pemberlakukan konsep hukum multiple voting
IHSG

IHSG Berhasil Naik 0,28% di Tengah Anjloknya Bursa Asia

Menurut data RTI, total volume saham yang berpindahtangan pada Senin