Kepala BIN: Jangan Sampai Pilkada Serentak Jadi Bumerang

Tuesday 23 Jun 2015, 9 : 06 pm
by

JAKARTA-Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Marciano Norman mengingatkan pemerintah mengantisipasi berbagai potensi kerawanan sosial menghadapi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak, pada 9 Desember mendatang. Antisipasi sangat penting mengingat pilkada serentak ini merupakan pengalaman pertama bagi perjalanan demokrasi di Indonesia. “Jangan sampai pelaksanaan Pilkada serentak ini nanti justru menjadi bumerang bagi kita, dalam arti tidak berjalan sebagaimana mestinya. Itu akan memberikan citra yang buruk dalam proses demokrasi di Indonesia,” kata Marciano di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (23/6).

Karena itu, dia Marciano berharap seluruh pihak harus mempersiapkan diri menghadapi Pilkada, termasuk memperhitungkan berbagai potensi kerawanan yang muncul.

Menurutnya, proses demokrasi di Indonesia saat ini menghadapai tantangan sangat besar dengan adanya pilkada serentak. Tidak seperti biasanya, yaitu satu per satu tiap daerah menggelar Pilkada dalam waktu yang berbeda-beda.  Namun dia memastikan, aparat keamanan telah siap mengantisipasi segala kemungkinan yang akan terjadi. “Dengan adanya Pilkada serentak ini diharapkan dalam satu masa semua selesai dan semua berjalan. Pertimbangannya, dalam satu masa semua selesai, semua berjalan,” ujarnya.

Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo telah menunjuk Letjen TNI Purn Sutiyoso sebagai calon tunggal Kepala BIN menggantikan Marciano.  “‎Saya tidak pernah menyangsikan kompetensi beliau dan saya harapkan di bawah kepemimpinan Sutiyoso, BIN akan semakin maju dan menjawab tantangan yang semakin dinamis di masa yang akan datang, terutama yang di depan mata kita, yaitu Pilkada serentak ini,” jelas Marciano.

Dia mengaku, tantangan BIN sebagai dinas rahasia bakal bertambah banyak dan kompleks. Meliputi antisipasi keamanan dan ketertiban penyelenggaraan pilkada serentak pada Desember 2015, upaya membantu pemulihan ekonomi negara, sampai ancaman terorisme internasional atau kelompok radikal, dan lain-lain.

Menurutnya, penyelenggaraan pilkada serentak adalah pertaruhan bagi demokrasi Indonesia. “Kalau pilkada 269 kota/kabupaten itu berjalan aman dan lancar, Indonesia dianggap berhasil dan sukses. Kalau sebaliknya, terjadi kerusuhan atau gangguan keamanan, Indonesia pasti akan dituding gagal,” urainya.

Sukses atau gagal penyelenggaraan pilkada itu, kata Marciano, bergantung pula pada kinerja aparat BIN. Potensi gangguan keamanan harus diantisipasi sejak dini.

Dalam konteks pemulihan perekonomian nasional, Marciano menambahkan, ada aspek tanggung jawab BIN juga. Soalnya stabilitas ekonomi berhubungan erat dengan keamanan dan ketertiban, selain juga kerawanan tindak kriminal, misalnya, penyelundupan bahan bakar minyak, pencurian ikan dan hasil laut, dan lain-lain. “Stabilitas ekonomi kita harus bisa segera pulih. Kita tidak bisa membiarkan ekonomi kita semakin hari semakin menurun. Harus ada upaya semua,” tuturnya.
Tantangan berikutnya adalah masalah global. Katanya, BIN harus menjalin komunikasi dengan baik dengan negara-negara sahabat. “Ancaman global yang sedang mengemuka di mana-mana sekarang adalah ancaman kelompok radikal. Kelompok radikal itu, tidak hanya di satu negara tapi sudah lintas negara. Maka BIN harus bersinergi dengan negara sahabat. Indonesia tidak boleh membiarkan dirinya menjadi sasaran kelompok radikal dari negara lain,” pungkasnya.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Caleg Artis Tak Identik Elektabilitas

JAKARTA-Banyaknya parpol yang menjadikan artis sebagai calon legislatif (Caleg) dalam

PPRO Kembali Lunasi MTN Jatuh Tempo Senilai Rp300 Miliar

JAKARTA-PT PP Properti Tbk (PPRO) melaporkan, perseroan telah melunasi pembayaran