Kerukunan Beragama di Indonesia Menunjukkan Kemajuan

Monday 26 Oct 2015, 8 : 48 pm
by

ROMA-Meskipun masih terdapat beberapa kasus terkait dengan kebebasan beragama, namun pada dasarnya terdapat kemajuan yang sangat signifikan dalam kerukunan umat beragama di Indonesia. Oleh karena itu para pemuka agama didorong untuk terus berpikiran positip dalam membangun kebersamaan perdamaian berdasarkan Pancasila.

Demikian diungkapkan oleh Ketua Forum Komunikasi Alumni Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (FORKOMA PMKRI) Hermawi Franziskus Taslim di depan ratusan anggota Ikatan Rohaniwan Rohaniwati Katolik Indonesia di Kota Abadi (IRRIKA), yang sedang melakukan studi di Italia,  Senin (26/10).

Bersama Taslim juga turut berbicara di Collegio St. Petro, Roma itu, Ketua Gerakan Ekayastra Unmada (Semangat Bangsa), AM Putut Prabantoro. Keduanya menjadi pembicara atas permintaan Ketua Presidium Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Mgr. Ignatius Suharyo, yang baru saja mengikuti Sinode Para Uskup Sedunia bersama Mgr. Frans Kopong, Ketua Komisi Keluarga – KWI di Vatikan.

Taslim menjelaskan, kehidupan keagamaan, harus dibangun dalam semangat kesetaraan dan saling menghormati. Konflik agama tidak melulu selalu diawali dari persoalan agama itu sendiri tetapi dapat berawal juga dari persoalan sosial kemasyarakatan lainnya. Oleh karena itu, Taslim menegaskan, para pemuka agama harus sering bertemu dalam konteks kebudayaan dan sosial dengan membangun aksi nyata. Taslim mendorong para pemuka agama dan adat untuk menghindari dialog-dialog semu yang sifatnya seremonial belaka. “Kita harus melakukan tindakan nyata di lingkungan di mana kita hidup dan sekaligus juga peka terhadap persoalan yang muncul di masyarakat sekitar.  Persoalan muncul ketika para pemuka agama tidak peka terhadap dunia sekitar,” ujarnya.

Sementara itu, Putut Prabantoro meminta para rohaniwan-rohaniwati Katolik untuk tetap optimis dalam membangun persatuan bangsa melalui agama, budaya, suku dan adat istiadat.

Putut mengusulkan agar  para pemuka agama menyosialisasikan pemikiran-pemikiran pluralisme dan nasionalisme dengan menulis di media masa. “Mencerahkan kehidupan bersama dalam konteks kerukunan beragama harus dapat dipertanggungjawabkan secara publik. Dengan menulis di media masa, bangsa Indonesia akan tercerahkan dan sekaligus terdorong untuk membangun persatuan Indonesia sebagaimana dicita-citakan para pendiri negara. Jadi menulis di media ukurannya bukanlah soal siapa tetapi soal substansi pemikiran yang ditelorkan,” tegasnya.

Menurutnya, opini itu tidak mengenal agama, suku ataupun ras. Opini di media, demikian ditegaskan Putut, akan memiliki nilai ketika bisa menggerakan orang lain untuk mencapai suatu tujuan yang positip. Oleh karenanya, adalah perlu bagi para pemuka agama untuk menguji secara publik pemikiran-pemikirannya

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Pesta Rakyat Digital Island

Tingkatkan Inklusi Keuangan Hingga Kepulauan Seribu, Bank DKI Gelar Pesta Rakyat Digital Island

JAKARTA-Direktur Utama Bank DKI, Fidri Arnaldy (tengah foto) bersama Bupati

Pendapatan Turun, Laba Dian Swastatika Naik 7,76% per September 2023

JAKARTA-Pendapatan bersih PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA), per September