Kinerja Transaksi Berjalan Terus Membaik

Friday 13 Nov 2015, 5 : 39 pm
by
ilustrasi

JAKARTA-Perbaikan kinerja transaksi berjalan terus berlangsung terutama ditopang oleh neraca perdagangan nonmigas. Defisit transaksi berjalan dalam Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) triwulan III-2015 tercatat sebesar USD4,0 miliar (1,86% PDB), membaik dibandingkan dengan defisit di triwulan III-2014 sebesar USD7,0 miliar (3,02% PDB) maupun defisit di triwulan II-2015 sebesar USD4,2 miliar (1,95% PDB).

Deputi Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Junanto Herdiawan menjelaskan perbaikan kinerja transaksi berjalan tersebut terutama ditopang oleh perbaikan neraca perdagangan nonmigas akibat penurunan impor yang relatif tajam (18,2% yoy) seiring masih terbatasnya permintaan domestik. “Di sisi lain, ekspor nonmigas mengalami penurunan yang lebih kecil (11,0% yoy) terutama karena menurunnya harga komoditas, meskipun secara riil mencatat peningkatan sebesar 4,5% (yoy),” terang Junanto dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (13/11).

Sementara itu, jelasnya neraca perdagangan migas mencatat defisit yang relatif sama dengan triwulan sebelumnya karena penurunan surplus yang terjadi pada neraca perdagangan gas terkompensasi oleh penurunan defisit pada neraca perdagangan minyak. Perbaikan kinerja transaksi berjalan juga didukung oleh penurunan defisit neraca jasa karena menurunnya impor jasa pengangkutan (freight) seiring penurunan impor barang dan meningkatnya surplus jasa perjalanan (travel) seiring naiknya jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia.

Menurutnya, di tengah meningkatnya ketidakpastian di pasar keuangan global, kinerja transaksi modal dan finansial masih mencatat surplus. Surplus transaksi modal dan finansial pada triwulan III-2015 tercatat sebesar USD1,2 miliar, lebih rendah dibandingkan dengan surplus pada triwulan II-2015 sebesar USD 2,2 miliar maupun triwulan III-2014 sebesar USD14,7 miliar. Penurunan surplus tersebut terutama karena investasi portofolio yang mengalami defisit dan menurunnya surplus investasi langsung. Defisit investasi portofolio terutama disebabkan oleh terjadinya net jual asing atas surat utang pemerintah dan saham domestik. “Di sisi lain, meningkatnya penarikan ULN pemerintah dan turunnya pembayaran ULN swasta menyebabkan investasi lainnya berbalik dari defisit menjadi surplus, sehingga mampu menahan penurunan lebih lanjut surplus neraca transaksi modal dan finansial,” terangnya.

Lebih lanjut dia mengatakan surplus transaksi modal dan finansial yang menurun tersebut tidak dapat membiayai sepenuhnya defisit transaksi berjalan sehingga overall balance NPI triwulan III-2015 mengalami defisit sebesar USD4,6 miliar. Dengan perkembangan tersebut, posisi cadangan devisa turun dari USD108,0 miliar pada akhir Juni 2015 menjadi USD101,7 miliar pada akhir September 2015. Namun demikian, jumlah cadangan devisa tersebut masih cukup untuk membiayai kebutuhan pembayaran impor dan utang luar negeri pemerintah selama 6,8 bulan dan masih berada di atas standar kecukupan internasional selama 3 bulan. “Ke depan, BI tetap mencermati risiko eksternal yang dapat memengaruhi kinerja neraca pembayaran secara keseluruhan. Dalam jangka menengah-panjang, BI meyakini kinerja NPI akan semakin sehat didukung bauran kebijakan moneter dan makroprudensial, serta penguatan koordinasi kebijakan dengan Pemerintah dalam mendorong percepatan reformasi struktural, termasuk melalui implementasi berbagai paket kebijakan ekonomi,” pungkasnya.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

OJK Komitmen Jalankan Pembiayaan Berkelanjutan

WASHINGTON-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan terus mendorong program pengembangan pembiayaan

LPS Siap Bayar Klaim Simpanan PT BPR Kudamas Sentosa

JAKARTA-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah mencabut izin usaha PT BPR