KLH Dinilai Hambat Produk Bioteknologi

Wednesday 25 Sep 2013, 3 : 11 pm
republika.co.id

JAKARTA-Kementerian Lingkungan Hidup dituding menghambat pengembangan bioteknologi. Sehingga untuk bisa meluncurkan bibit varietas padi tahan wereng hasil produk biotek masih menunggu persetujuan dulu. “Saya kira begitu, pada kementerian pertanian sudah, kita masih menunggu dari kementerian lingkungan hidup saja,” kata Ketua umum Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA), Winarno Tohir di Jakarta, Rabu,(25/9).

Diakui Winarno, kebijakan pemerintah memang belum berpihak pada produk bioteknologi. Hingga saat ini masih ada yang diperdebatkan dengan Kementerian Lingkungan Hidup mengenai teknologi bioteknologi terkait dampaknya terhadap lingkungan.
Misalnya, saja padi tahan wereng yang sudah ada ini belum bisa diluncurkan secara resmi kepada petani. Padahal kalangan petani sudah menunggu produk padi tersebut. “Padahal kita membutuhkan produk ini untuk mengatasi masalah pertanian,” tegasnya.

Menurut Winarno, saat ini pemerintah terkesan masih awam dengan bioteknologi. Akibatnya petani hingga kini masih menggunakan teknologi lama saat bercocok tanam. Ini menyebabkan impor pangan masih saja terjadi di Indonesia. Maklum saja, hal tersebut karena pada dasarnya bioteknologi adalah barang baru di bidang pertanian. “KTNA sudah lobi-lobi eksekutif dan legislatif. Tapi karena teknologi tersebut baru, jadi mereka belum paham dengan lobi-lobi tersebut,” ujarnya

Padahal, dengan diterapkannya bioteknologi, petani bisa mengatasi kekurangan produksi pangan nasional. Apalagi untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN pada 2015, petani harus siap dengan kedatangan pangan impor ke Tanah Air. “Kalau petani tidak gunakan teknologi baru, ya selamanya jadi pasar. Kita tergantung terus dengan impor pangan,” tuturnya

Lebih jauh kata Winarno, penerapan bioteknologi pertanian adalah salah satu cara mengatasi kurangnya produksi pangan nasional. Dengan bioteknologi akan meningkatkan kesejahteraan petani.
Kebutuhan bioteknologi pertanian untuk menghadapi ledakan penduduk, perubahan iklim, adanya hama dan alih fungsi lahan. “Bioteknologi solusi untuk kestabilan pangan nasional karena bioteknologi pertanian akan menghasilkan tanaman yang lebih unggul. Lebih banyak hasil dan toleransi terhadap penyakit umum pada tanaman,” tandasnya. **can

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Untuk target pencatatan Efek baru di 2022 adalah sebanyak 68 Efek, yang terdiri dari pencatatan saham, obligasi baru dan pencatatan efek lainnya yang meliputi ETF

Satu Emiten Properti Serius Jajaki Produk DIRE-KIK

JAKARTA – Direktur Penilaian Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia, Syamsul Hidayat
Hal ini hanya memberi kesan seakan-akan Papua tidak aman bagi para atlet dari seluruh Indonesia untuk mengukuti PON.

Atlet PON Sumbar Dikawal Brimob, Bupati Jayapura Sebut Sangat Berlebihan

JAKARTA-Bupati Jayapura sekaligus Ketua Sub PB PON XX Papua Mathius