JAKARTA-PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) membukukan laba US$163,51 juta (US$0,0040 per saham) pada semester I 2023, turun 19,05% jika dibandingkan US$202,01 juta (US$0,0049 per saham) pada periode sama 2022.
Penurunan laba tersebut, seperti tergambar dalam laporan keuangan per Juni 2023 yang diumumkan Selasa (22/8) disebabkan antara lain oleh, kenaikan beban pokok pendapatan (BPP) ADMR sebesar 41,83% jadi US$210,25 juta pada semester I 2023, dari US$148,23 juta pada semester I 2022.
Kenaikan beban pokok ADMR diakibatkan oleh royalti yang dibayarkan kepada Pemerintah naik 11% menjadi US$81,6 juta, biaya penambangan naik 77% menjadi $45,7 juta, biaya pemrosesan batubara naik 69% menjadi $30,9 juta, dan biaya pengiriman dan penanganan naik 56% jadi $53,7 juta pada semester 2023.
Peningkatan beban pokok di atas mengakibatkan laba kotor emiten beraset US$1,34 miliar per Juni 2023 itu turun 11,85% menjadi US$253,35 juta pada semester I 2023, dibandingkan US$287,42 juta pada periode sama 2022.
Kendati laba turun, pendapata n ADMR tumbuh 6,4% jadi US$463,61 juta pada semester I 2023, dari US$435,65 juta pada semester I 2022.
Penyumbang terbesar pendapatan ADMR pada semester I 2023 dari penjualan batubara kepada pihak ketiga yang mencapai US$218,63 juta, naik 62,6% dari US$134,44 juta. (ANES)
