Laba Bersih GGRM Turun Jadi Rp4,14 Triliun

Friday 29 Oct 2021, 9 : 45 pm
by
total liabilitas tercatat melambung menjadi Rp25,53 triliun akibat adanya utang cukai, PPN dan pajak rokok sebesar Rp18,75 triliun.
PT Gudang Garam Tbk

JAKARTA-PT Gudang Garam Tbk (GGRM) per Kuartal III-2021 mengalami penurunan laba bersih menjadi Rp4,14 triliun dari Rp5,65 triliun.

Sementara itu, total liabilitas tercatat melambung menjadi Rp25,53 triliun akibat adanya utang cukai, PPN dan pajak rokok sebesar Rp18,75 triliun.

Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasi Jumat (29/10), penurunan laba bersih GGRM per Kuartal III-2021 tersebut, terutama dipengaruhi oleh kenaikan jumlah biaya pokok pendapatan selama sembilan bulan pertama tahun ini.

Hingga akhir Kuartal III-2021, pendapatan GGRM tercatat sebesar Rp92,07 triliun atau mengalami kenaikan dibanding periode yang sama di 2020 senilai Rp83,38 triliun.

Namun, biaya pokok pendapatan selama sembilan bulan pertama tahun ini melonjak menjadi Rp81,67 triliun dari Rp70,39 triliun per Kuartal III-2020.

Sehingga, laba bruto GGRM hingga akhir September 2021 tercatat menurun menjadi Rp10,4 triliun dari Rp12,98 triliun pada periode yang sama di 2020.

Sedangkan, laba sebelum pajak untuk periode yang berakhir 30 September 2021 tercatat Rp5,28 triliun atau lebih rendah dibanding per akhir Kuartal III-2020 yang sebesar Rp7,28 triliun.

Dengan jumlah beban pajak penghasilan (neto) per akhir Kuartal III-2021 yang sebesar Rp1,14 triliun, maka laba bersih periode berjalan menjadi senilai Rp4,14 triliun atau mengalami penurunan dibanding periode yang sama di 2020 sebesar Rp5,65 triliun.

Hingga akhir Kuartal III-2021, besaran laba per saham dasar GGRM tercatat melorot menjadi Rp2.149 per lembar dari Rp2.935 per saham pada 30 September 2020.

Per 30 September 2021, total liabilitas GGRM tercatat melambung menjadi Rp25,53 triliun dari posisi per 31 Desember 2020 yang senilai Rp19,67 triliun.

Sedangkan, total ekuitas hingga akhir kuartal ketiga tahun ini tercatat meningkat menjadi Rp83,25 triliun dibanding posisi per akhir Desember 2020 yang sebesar Rp78,19 triliun.

Menurut Direktur GGRM, Herry Susianto dalam surat perseroan yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) tertanggal 29 Oktober 2021, lonjakan nilai liabilitas hingga sebesar 29,8 persen tersebut, terutama dipengaruhi oleh adanya akun utang cukai, PPN dan pajak rokok per 30 September 2021 yang sebesar Rp18,75 triliun.

Padahal per 31 Desember 2020 jumlahnya hanya senilai Rp9,06 triliun.

Namun, jelas Herry, perseroan berhasil menekan jumlah utang di bank dengan menggunakan dana dari pelanggan di periode 1 Januari-30 September 2021.

Adapun jumlah utang jangka pendek GGRM per 30 September 2021 adalah sebesar Rp566,9 miliar atau jauh lebih rendah dibanding posisi per akhir Desember 2021 yang mencapai Rp6,01 triliun.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Kredit dan DPK Bank BTN Lampaui Rata-rata Industri

JAKARTA-PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk mencatat pertumbuhan kredit dan

Gawat, Data Produksi Pertanian Dinilai Tidak Valid

JAKARTA-Data hasil produk pertanian yang dirilis pemerintah ternyata belum akurat.