Laba PT Vale Indonesia Merosot 33%

Thursday 30 Jul 2015, 7 : 52 pm
by

JAKARTA-PT Vale Indonesia Tbk (“PT Vale” atau “Perseroan”, IDX Ticker: INCO) mengumumkan pencapaian kinerja untuk triwulan kedua tahun 2015 yang belum diaudit diaudit (2T15). Produksi untuk 2T15 naik menjadi 19.251 metrik ton (t), meningkat 10% dibandingkan triwulan sebelumnya dan tetap sesuai rencana produksi untuk mencapai target sekitar 80.000 t untuk tahun 2015. Harga realisasi nikel di triwulan kedua 11% lebih rendah dibandingkan triwulan pertama. “Kami terus memantau volatilitas harga ini dan lebih penting lagi kami senantiasa berupaya meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya‐biaya,” kata CEO dan Presiden Direktur Perseroan, Nico Kanter dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis (30/7).
“Memang Perseroan diuntungkan dengan rendahnya harga minyak sekarang namun hal ini tidak akan mengurangi tekad kami untuk terus melakukan perbaikan lebih lanjut pada semua aspek bisnis,” ucapnya.
Selain mendapatkan keuntungan dari harga‐harga yang lebih murah, rendahnya biaya bahan bakar dan pelumas juga mencerminkan peningkatan efisiensi operasional yang berkelanjutan. Konsumsi minyak per metrik ton ‐ baik untuk HSFO dan minyak diesel ‐ relatif stabil dari triwulan sebelumnya. PT Vale bertekad untuk mempertahankan tingkat konsumsi ini. Penurunan komponen biaya lainnya, termasuk biaya persediaan dan biaya karyawan juga memberikan kontribusi terhadap penurunan beban pokok pendapatan.
Upaya‐upaya tersebut menyebabkan PT Vale berhasil mencatat beban pokok pendapatan kas per unit triwulanan terendah dalam lima tahun terakhir di 2T15. Dengan demikian Perseroan berhasil mencatat laba sebesar AS$16,8 juta untuk periode 2T15, atau menurun 33% dari 1T15.
Selain mengendalikan biaya, untuk mengantisipasi berlanjutnya fluktuasi harga nikel yang tidak menguntungkan saat ini, PT Vale senantiasa mengelola arus kasnya dengan hati‐hati.
Kas dan setara kas Perseroan pada 31 Juni 2015 dan 31 Maret 2015 masing‐masing sebesar AS$270,1 juta dan AS$328,2 juta sementara Perseroan mengeluarkan sekitar AS$27,7 juta di 2T15 sebagai belanja modal.
Perseroan terus mengevaluasi rencana belanja modalnya di tengah kondisi harga nikel yang rendah. Namun evaluasi ini tidak akan mempengaruhi kepatuhan Perseroan terhadap peraturan, penurunan biaya, produksi atau kelangsungan operasi. Ini termasuk langkahlangkah seperti memanfaatkan daya yang tersedia dari pembangkit listrik tenaga air dan debottlenecking pabrik pengolahan Perseroan. “Oleh karena itu manajemen PT Vale berkeyakinan bahwa Perseroan telah berada di jalur yang tepat untuk melaksanakan strateginya memastikan rencana pertumbuhan jangka panjang yang menguntungkan dengan meningkatkan efisiensi dan keunggulan biaya serta memaksimalkan produksi melalui keunggulan operasional,” pungkasnya. (ALFONS)

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Mahfud Jamin Putihkan Utang Nelayan dan Petani, Totalnya Rp 687 Miliar

LUMAJANG – Cawapres nomor urut 3 Mahfud MD menyinggung soal

JCR Pertahankan Peringkat Indonesia di Posisi Investment Grade

JAKARTA-Japan Credit Rating Agency, Ltd. (JCR) mempertahankan Sovereign Credit Rating