Legislator Bali Kecewa Konsumen Lebih Pilih Baja Impor Ketimbang Lokal

Monday 11 Apr 2022, 8 : 49 pm
Anggota Komisi VI DPR, I Nyoman Parta

JAKARTA-Anggota Komisi VI DPR, I Nyoman Parta mengaku prihatin dan miris dengan produk baja nasional belum bisa menguasai pasar dalam negeri.

Karena ternyata baja produk impor lebih diminati konsumen Indonesia.

“Aneh, kenapa di toko-toko atau depo-depo bangunan, nyaris semuanya dipenuhi oleh baja-baja dari China. Konsumen beralasan bahwa baja produk China lebih murah,” katanya dalam rapat dengar pendapat Komisi VI DPR RI dengan Direktur Utama PT Krakatau Steel, terkait Pembahasan Mengenai Industri Baja Nasional, di ruang Komisi VI DPR, Senin, (11/4/2022).

Oleh karena itu, Anggota Fraksi PDIP ini meragukan produksi baja nasional sebesar 10 juta ton/tahun ini akan mampu melawan harga baja produk China.

“Apakah bisa berkompetisi untuk menyaigni harga baja China. Jangan-jangan memang harga baja dalam negeri dibuat sedemikiman rupa agak mahal,”ujarnya.

Lebih jauh Parta mengusulkan karena industri baja ini berkaitan dengan Kementerian perindustrian, maka sebaiknya ada dalam rapat gabungan perlu melibatkan Kemenperin.

“Pasalnya, target produksi 10 juta ton itu merupakan langkah yang opmitis, tentu kami memberikan dukungan. Karena cita-cita untuk memenuhi kebutuhan baja nasional sudah dicanangkan sejak Bung Karno mendirikan PT KRAS,” paparnya.

Disisi lain, Legislator dari Pulau Dewata ini menyoroti sejumlah masalah yang melilit PT.KRAS.

“Belum lama ini PT.KRAS diprediks akan bangkrut, juga tersandung kasus korupsi, bahkan direksinya sudah menjadi jadi tersangka. Namun sekarang dari hasil perkembangan 2021 ternyata perusahaan malah mengalami keuntungan,” ungkapnya seraya keheranan.

Lantas Parta mempertanyakan hasil audit terhadap PT.KRAS tersebut.

“Ini apakah benar hasil auditnya?? Mohon maaf ini agak keras, karena ternyata hasilnya cukup bombastis, apa memang bapak memperbaiki neraca keuangannya dan sebagainya?,” imbuhnya.

Ditempat yang sama, Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk Silmy Karim menjelaskan bahwa produksi baja nasional mencapai 14 juta ton sepanjang 2021.

Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan produksi baja pada 2020 yang baru sebanyak 12,9 juta ton. “Sedangkan suplai produksi nasional setelah dikurangi ekspor menjadi sebesar 57 persen,” katanya dalam RDP bersama Komisi VI DPR RI, Senin (11/4/2022).

Lebih jauh Silmy mengungkapkan konsumsi terbanyak dari baja nasional terserap pada sektor konstruksi sebesar 78 persen.

Lalu, sektor otomotif sebesar 11,3 persen. Sedangkan di mekanik sebesar 2,6 persen dan kelistrikan mencapai 1,9 persen.

“Pada 2021 sektor konstruksi menjadi sektor pengguna baja terbesar dengan kontribusi sebesar 78 persen, diikuti sektor otomotif sebesar 11,3 persen,” ujarnya.

Menurut Sylmi, konsumsi baja nasional pada 2021 mulai menunjukan peningkatan.

Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk Silmy Karim menjelaskan konsumsi baja nasional pada 2021 mencapai 15,5 juta ton.

Realisasi konsumsi ini naik dibandingkan konsumsi baja nasional 2020 sebesar 15,1 juta ton.

“Angka ini naik 2,5 persen dari tahun sebelumnya. Konsumsi baja nasional sejak 2015 itu terus menunjukan pertumbuhan,” terangnya. ***

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Warga Desa Sukamaju Dapat Fasilitas Air Bersih Dari Semen Jawa-Tambang Semen Sukabumi

SUKABUMI-Anak perusahaan Siam Cement Grup (SCG), PT Semen Jawa dan

Relawan Covid-19 Harus Menjadi Inspirasi dan Harapan Bangsa

JAKARTA-Kelompok Kerja Relawan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 terus bekerja