Lima Tahun, Subsidi Energi Turun Menjadi Rp 704 Triliun

Wednesday 30 Sep 2015, 3 : 14 pm
by
kampanye cinta bahan bakar non subsidi membawa poster sosialisasi penggunaan bahan bakar non subsidi di di SPBU di Medan, Sumut, Sabtu (26/6). Kegiatan tersebut untuk mengajak bagi pengendara roda empat khususnya golongan masyarakat mampu untuk memakai BBM Non Subsidi jenis Pertamax. FOTO ANTARA/Septianda Perdana/10

JAKARTA-Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM), memperkirakan nilai subsidi energy, baik subsidi BBM, Listrik dan LPG dalam lima tahun mendatang akan mengalami penurunan yang sangat signifikan dari Rp 1.340 Triliun menjadi Rp 704 Triliun. Penurunan nilai terjadi akibat adanya perubahan pola kebijakan subsidi yang diterapkan Pemerintah.

Mentri ESDM, Sudirman Said mengatakan mulai tahun 2015, pemerintah menetapkan perubahan pola kebijakan subsidi sehingga dalam lima tahun kedepan subsisi energi akan menurun drastis. Nilai subsidi energi 2004-2014 (sepuluh tahun terakhir) sebesar Rp 2.060 triliun. “Untuk 5 tahun terakhir (2010-2014) sebesar Rp 1.340 triliun, tetapi dengan perubahan pola kebijakan subsidi maka dalam 5 tahun kedepan subsidi energi turun 53% menjadi Rp 704 triliun,” jelasnya.

Dengan penurunan anggaran untuk subsidi energi ini, maka pemerintah mempunyai ruang fiskal yang cukup besar untuk dialokasikan pada kegiatan lain seperti, pemningkatan pembangunan infrastruktur energi. Hal ini diharapkan dapat mengejar kekurangan infrastruktur yang selama ini dihadapi.

Menurutnya, perubahan pola subsidi dari subsidi langsung ke subsidi tidak langsung merupakan kebijakan yang tepat. Apalagi, Komisi VII DPR RI bersama Pemerintah sepakat untuk tidak mundur dari kebijakan mengenai  subsidi seperti saat ini.

Dia mengaku, kebijakan subsidi saat ini sudah tepat dan dirasakan lebih bermanfaat bagi rakyat. Pasalnya, subsidi BBM yang diberikan tepat sasaran dan menyisir langsung ke penerima yang berhak mendapat subsisi. “Selama ini, subsidi tidak tepat sasaran karena ternyata lebih banyak dinikmati oleh orang berpunya. Dengan kebijakan saat ini yaitu mengalihkan subsidi ke pembangunan infrastruktur tentunya akan lebih banyak memberi manfaat bagi rakyat,” imbuhnya.

Kebijakan pengalihan subsidi BBM sati ini memang memiliki periode waktu yang panjang untuk dapat dinikmati, tetapi dalam jangka panjang masyarakat akan merasakan manfaat yang luar biasa jika dibandingkan untuk mensubsidi BBM yang habis dibakar.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

UNVR, ASII, BBCA, AALI, BSDE, TLKM, SMGR

IHSG Kembali Berpotensi Melemah, Cermati Saham Rekomendasi Analis

JAKARTA-Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini

BPS: Ekonomi Indonesia Tumbuh 4,94% pada Triwulan III 2023

JAKARTA-Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan perekonomian Indonesia pada triwulan III-2023