RIAU-Industri kecil dan menengah (IKM) di Provinsi Riau masih menjadi sektor andalan dalam menunjang roda perekonomian masyarakat setempat. Misalnya IKM yang bergerak di bidang pengolahan makanan dan kerajinan tenun, hingga saat ini iklim usahanya semakin prospektif dan kompetitif.
“Kami
terus memacu IKM tenun di Riau dapat lebih tumbuh dan berkembang
menjadi sektor unggulan. Sementara untuk IKM makanannya telah mampu
berkontribusi cukup besar dalam menopang ekonomi daerah,” kata Menteri
Perindustrian Airlangga Hartarto saat kunjungan kerja di Riau, Sabtu
(15/12). Turut mendampingi, Dirjen IKM Gati Wibawaningsih dan Kepala
Dinas Perindustrian Prov. Riau Asrizal.
Kementerian
Perindustrian mencatat, pada tingkat nasional, IKM makanan dan minuman
menyumbang hingga 40 persen terhadap produk domestik bruto IKM secara
keseluruhan, dan mampu menyerap tenaga kerja mencapai 42,5 persen dari
total pekerja di kelompok IKM. Saat ini, jumlah IKM lebih dari 4,59 juta
unit usaha dengan telah melibatkan sebanyak 10,57 juta orang sebagai
tenaga kerjanya.
Sedangkan, jumlah
sentra IKM tenun yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia mencapai
369 sentra yang menaungi sebanyak 16.971 unit usaha. Kain tenun sebagai
salah satu produk wastra Nusantara andalan, mampu menjadi penyumbang
devisa negara yang cukup signifikan. Ini terlihat dari nilai ekspornya
pada tahun 2016 yang menembus USD2,6 juta dengan negara tujuan utamanya
ke Belanda.
Di
Bumi Lancang Kuning, Menperin meninjau gerai Mimie, IKM makanan yang
memproduksi Bolu Kemojo, panganan khas masyarakat Pekanbaru. “Ini salah
satu pelaku IKM yang mendapatkan program restrukturisasi mesin produksi
dari kami, dengan mendapatkan potongan harga Rp178 juta,” ungkapnya.
Ketika
melihat proses produksinya, Airlangga mengapresiasi langkah Nurlela
Sari sang pemilik gerai Mimie yang ingin terus berinovasi dan
meningkatkan kapasitasnya dengan memakai teknologi terbaru. “Upaya ini
sejalan dengan implementasi Making Indonesia 4.0 yang tengah kita
gaungkan,” imbuhnya.
Sementara
itu, Lela menyampaikan terima kasih kepada Kemenperin yang telah
memfasilitasi program restrukturisasi mesin guna meningkatkan
produktivitas usahanya. “Sebelumnya, sehari kami membuat bolu sebanyak
4.000 pcs, sekarang bisa menjadi naik tiga kali lipat,” ungkapnya.
Hal
tersebut menjadikan dirinya siap menerima pesanan yang banyak karena
lebih efisien. Selain itu 10 karyawannya tidak akan merasakan kelelahan.
“Selain ingin produksi dan omzet tinggi, kami juga harus memikirkan
yang kerja, karena semuanya perempuan. Mesin baru ini sangat membantu,”
tandasnya.
Di
gerai Mimie, satu pcs Bolu Kemojo dihargai Rp1.500. Uniknya, bolu
berbentuk bunga dicetak lebih kecil dari umumnya, sehingga memudahkan
untuk langsung disantap. Rasa serta aroma pandannya begitu menggugah
selera. Bertekstur lembut di dalamnya, sedangkan di luar terasa krispi.
Tak heran jika para penikmat kuliner atau wisatawan banyak yang membawa
bolu mini ini menjadi buah tangannya.
Perjalanan
selanjutnya di Kota Bertuah, Menperin dan rombongan meninjau gerai IKM
Tampuk Manggis Tenun Melayu. Usaha yang dirintis sejak tahun 2012 oleh
Erlina ini awalnya dengan modal Rp2 juta dan 2 orang tenaga kerja,
menghasilkan omzet Rp100 ribu per bulan. Namun, setelah mendapat program
bimbingan dan pelatihan, saat ini IKM penghasil tenun songket Siak ini mampu meraih omzet Rp200-300 juta per bulan dengan menggandeng sebanyak 50 pengrajin.
“Sebenarnya motif tenun Siak ya itu-itu saja, tetapi saya terus padupadankan untuk memainkan motif,” jelas Erlina. Dari
hasil inovasinya, ditemukan lima motif Tenun Tampuk Manggis terbaru
dengan mengambil inspirasi unsur alam. Misalnya, motif variasi bunga
cengkeh, bunga kembar siam, dan bunga seroja.
Hasil karya tenun dari para pengrajin binaan Erlina ini banyak diminati konsumen karena terkenal halus, rapi, dan berkualitas. “Kami memang selektif memilih bahan bakunya. Untuk benang, kami dapat dari Surabaya dan Bandung,” terangnya.
Pada kesempatan itu, turut hadir Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita juga memberikan pujian
kepada pelaku IKM tenun tersebut. Dia senang terhadap motif produknya
yang beragam dan bermutu. “Tolong carikan motif dan warna yang sama,
supaya nanti saya bisa kembaran dengan istri dan anak saya,” ungkapnya.
Mensos
pun mendukung penuh geliat IKM di Riau yang semakin tumbuh karena dapat
mendorong produktivitas masyarakat dan peningkatan pendapatannya. “Ini
patut diapresiasi, terhadap upaya yang telah dilakukan Pak Airlangga
untuk terus memacu aktivitas IKM, yang juga sejalan dengan arahan Bapak
Presiden Jokowi,” tegasnya.
Pada agenda sebelumnya, Menperin ikut mendampingi Presiden Joko Widodo yang menerima gelar kehormatan adat sebagai Datuk Seri Setia Amanah Negara. Gelar kehormatan dianugerahkan oleh Lembaga Adat Melayu (LAM) di Balai Lembaga Adat Melayu Riau, Kota Pekanbaru. Dalam adat setempat, gelar kehormatan tersebut dapat dimaknai dengan pemimpin negara yang bercahaya dan setia menunaikan amanah negara dalam melindungi serta mengayomi rakyat.