MPR Raih Predikat WTP Lima Tahun Berturut-turut

Tuesday 20 Sep 2016, 8 : 13 pm

JAKARTA-Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menilai laporan keuangan MPR dalam posisi Wajar Tanpa Pengecualian ( WTP ) selama lima tahun (2011-2015). Penghargaan itu diberikan karena berhasil mempertahankan laporan keuangan dengan opini audit (WTP).

Kepada para penerima penghargaan, Presiden Joko Widodo berharap agar jangan hanya berhenti pada upaya mengejar predikat opini WTP semata. “Tapi, harus bekerja keras lagi untuk membangun budaya pengelolaan keuangan yang transparan dan lebih akuntabel,” katanya dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Tahun 2016 di Istana Negara, Jakarta, Selasa ( 20/9/2016 ).

Pemberian penghargaan ini dihadiri langsung Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, Pimpinan lembaga-lembaga negara dan kepala-kepala daerah terpilih. Piagam penghargaan dan trophy itu diberikan langsung secara simbolik oleh Menteri Keuangan RI Sri Mulyani kepada Sekretaris Jenderal MPR RI Ma’ruf Cahyono, di Gedung Dhanapala, Kementerian Keuangan Jakarta, di hari dan tanggal yang sama.

Sementara itu Sekretaris Jenderal MPR RI Ma’ruf Cahyono mengakui rasa bangganya MPR RI mendapat kepercayaan tersebut. Opini WTP yang diberikan kepada MPR RI merupakan pernyataan profesional pemeriksa mengenai kewajaran informasi keuangan. Karena disajikan dalam laporan keuangan yang didasarkan pada empat kriteria yakni kesesuaian dengan standar akuntansi pemerintahan, Kecukupan pengungkapan, Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, dan Efektifitas sistem pengendalian intern.

Wajar Tanpa Pengecualian juga adalah opini yang dikeluarkan Badan Pemeriksa Keuangan untuk laporan keuangan atau audit internal yang bebas dari salah saji material. Jika sebuah lembaga mendapat opini WTP dari BPK, berarti auditor BPK meyakini lembaga ini telah melakukan prinsip akuntansi dengan baik.

Di jelaskan Ma’ruf, terdapat empat jenis opini yang diberikan oleh pemeriksa dari hasil audit secara profesional, yakni pertama, Wajar Tanpa Pengecualian dan WTP Dengan Paragraf Penjelasan, Kedua Wajar dengan pengecualian, Ketiga Tidak wajar, dan keempat Tidak menyatakan pendapat (disclaimer).
“WTP ini sangat berdampak baik untuk kinerja MPR ke depan. WTP ini juga akan menjadi dasar pijakan kita ke depan dalam pengelolaan keuangan negara. Memiliki kualifikasi itu nantinya saya harap bukan hanya sebatas tatanan laporan saja, tetapi saya sebagai Sesjen ingin juga agar kriteria WTP tersebut terlihat dan tercermin dalam tataran realisasi kerja-kerja di Kesetjenan MPR RI,” paparnya.

Diutarakan Ma’ruf, dalam memenuhi kriteria kewajaran informasi keuangan tersebut, perlu ada upaya lebih keras antara lain, pemenuhan ketaatan pada peraturan dan regulasi serta berupaya keras tidak ada sama sekali penyimpangan, lalu pengawasan intern harus lebih ditingkatkan dan lebih efektif. “Jangan sampai WTP ini hanya sekedar formalitas semata.
WTP ini adalah dalam konteks implementasinya,” ujarnya.

Dalam mewujudkan implementasi tersebut, lanjut Ma’ruf, harus ada ada kondisi-kondisi yang mencerminkan empat kriteria tersebut misalnya soal realisasi anggaran harus menghasilkan suatu output, outcome, benefit dan impact yang betul-betul bermanfaat. “Soal pengawasan intern juga harus menjadi early warning sytem sehingga tidak ada pelanggaran di sana-sini. Dan semua itu saya harapkan akan terbentuk menjadi perilaku kerja-kerja yang profesional dan akuntabel sebagai pemenuhan unsur good governance,” pungkasnya. ***

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Gati: Industri Pengolahan Batu Mulia Berpeluang Tarik Investasi

SURABAYA-Melimpahnya batu mulia di Tanah Air menjadi salah satu potensi

Menhub: Mudik Tahun Ini Lebih Lancar

JAKARTA-Penyelenggaraan arus mudik tahun ini bisa dikatakan berjalan lebih lancar