NPL Sektor Kelautan dan Perikanan Lebih Rendah dari Industri

Tuesday 3 Nov 2015, 7 : 21 pm
by

JAKARTA-Potensi sektor kelautan dan perikanan (KP) masih sangat menjanjikan untuk disentuh sektor keuangan. Apalagi berdasar data yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), rasio kredit macet atau non performing loan (NPL) sektor ini hanya 2,1 persen lebih rendah dari NPL industri perbankan yang mencapai 2,7 persen. Hal ini menunjukkan sektor ini layak mendapat kredit perbankan. “Jadi NPL-nya sudah turun jauh. Dulu itu di 2011 NPL-nya masih di angka 5,96 persen. Tapi sekarang sudah di 2,13 persen. Itu sangat bagus. Ini data year to date ya,” tutur Direktur Pengawasan Bank OJK yang juga Ketua Tim Jaring, Slamet Edy Purnomo, di Jakarta, Selasa (3/11).

NPL yang rendah ini tentu menjadi kebanggaan ketika pemerintah Joko Widodo terus menggalakkan sektor maritim, terutama untuk sektor KP ini. Makanya tak aneh jika pengucuran kredit di sektor ini cukup masif. OJK mencatat progres kreditnya lebih kencang dari laju kredit industri perbankan.

Hingga kini, laju kredit sektor ini mencapai 12,4 persen. Sementara laju industri hanya 7,6 persen. Meski begitu untuk market share-nya lumayan melambat. Dulu di 2012 di angka 0,39 persen, tapi saat ini baru 0,5 persen. “Jadi ini menjadi konsen OJK untuk terus menggalakkan sektor ini mendapat perhatian serius dari sektor keuangan. Kami terus lakukan pemetaan. Jika masih ada masalah, OJK dan KKP akan buat semacam tindak lanjut, entah itu skemanya, regulasi, dan sebagainya,” katanya.

Slamet menjabarkan, dari growth kredit 12,4 persen itu yang totalnya mencapai Rp20,2 triliun itu, sektor yang paling besar serapannya adalah di sektor pengolahan dan jasa sebesar Rp5,7 trilun, lalu sektor pemasaran Rp2,4 triliun, sektor budidaya sebesar Rp3,3 triliun, dan sebagainya. “Untuk NPL yang paling rendah di sektor pengolahan, sebesar 0,29 persen,” imbuhnya.

Meski begitu, ia mengakui, NPL di sektor maritim masih besar, mencapai 5,4 persen. Hal ini bisa dimaklumi karena sektor maritim terdiri dari perusahaan-perusahaan yang besar, seperti yang bergerak di bidang perkapalan, pelabuhan, maupun pergudangan. “Sedangkan kalau sektor KP terdiri dari para nelayan yang relatif taat bayar cicilan dan terhindar dari kredit macet,” pungkasnya. (TMY)

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Tenda Jemaah Haji Indonesia di Mina Overcapacity

SAUDI ARABIA-Anggota Komisi VIII DPR Endang Maria Astuti mengatakan, tenda

Pilkada & Komitmen Berdemokrasi Di Tengah Pandemi Covid-19

Oleh: Ferry Mursyidan Baldan Sejatinya ajang kontestasi Pilkada adalah ruang