Pemenang Hackathon Pamer Aplikasi Perdagangan ke Presiden

Tuesday 22 Sep 2015, 6 : 15 pm
by

JAKARTA-Para komunitas programmer se-Indonesia yang menjadi pemenang Hackathon memamerkan lima aplikasi kepada Presiden Joko Widodo. Dari lima aplikasi itu, empat aplikasi bersifat informasi laporan dari peran serta masyarakat, sementara  satu aplikasi mengarah kepada e-commerce.  “Baru saja teman-teman pemenang Hackathon sebulan lalu melaporkan hasilnya kepada Presiden,” kata Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara kepada wartawan usai mendampingi para Hackathon menemui Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (22/9).

Turut hadir dalam pertemuan ini, Menteri Perdagangan Thomas Lembong, dan Menteri Pertanian Arman Sulaiman karena aplikasinya berkaitan dengan perdagangan, distribusi, dan pangan.

Salah satu contoh yang dikembangkan kata Rudi, bagaimana partisipasi masyarakat menyampaikan informasi tentang harga pangan, ataupun produk di daerah. Informasi tersebut akan di pool ke pusat di Jakarta, sehingga bisa dilakukan analisis harga di setiap daerah tertentu, berdasarkan kode-kode wilayah. “Jadi manfaatnya, kita mengetahui secara riil harga di pasar seperti apa. Oleh karena itu, kami juga mengajak partisipasi masyarakat, karena manfaatnya juga untuk masyarakat,” katanya.

Seperti diketahui, Ainun Najib berinisiatif mengadakan Hackathon pertama di Indonesia yang diikuti oleh 300 peserta. Hackathon berikutnya akan dilakukan 24-25 Oktober 2015 di 18 lokasi di seluruh Indonesia.

Code4Nation

Sementara itu, Ainun Najib mengatakan, komunitas programmer se-Indonesia pada 23-24 Agustus 2015 lalu telah berhasil mengadakan Hackathon bersama Kantor Staf Presiden (KSP). “Nama kami Code4Nation ingin berkontribusi untuk negeri dengan cara mengadakan lomba membuat aplikasi yaitu Hackathon Merdeka. Selama 24 jam membuat aplikasi oleh  300 lebih peserta dari usia 11-62 tahun yang terbagi dalam 80 tim,” ungkapnya.

Dari Hackathon Merdeka itu, lanjutnya, didapat lima pemenang yang diberi waktu sebulan oleh Presiden untuk menyempurnakan aplikasinya. Dan pada Selasa (22/9) ini, mereka demo presentasi aplikasi finalnya.

Menurutnya, waktu itu Hackathon Merdeka 1 problem statement-nya adalah masalah harga komoditas pangan dan aplikasi yang dipresentasikan hari ini akan di follow up bersama kementerian terkait.

Untuk nanti Hackathon Merdeka 2.0, kata Ainun, edisinya Sumpah Pemuda. Rencananya akan dilaksanakan serentak di 18 kota di Indonesia, jong Sumatera sampai jong Maluku untuk mencoba menyelesaikan masalah data kependudukan. “Misalnya data penduduk miskin, data anak terlantar, data anak putus sekolah, BPJS, KTP, dsb,” terangnya.

Mendag Thomas Lembong menilai, aplikasi yang ditampilkan para komunitas program itu yang berkaitan dengan produk petani, produk pangan, juga ada aplikasi yang berkaitan dengan hasil laut adalah solusi yang dicari selama ini. “Inilah solusi abad ke-21 untuk berbagai masalah pangan, harga pangan, disparitas harga pangan, dan distorsi di dalam distribusi nasional. Saya anggap ini suatu solusi yang revolusioner dan akan memanfaatkan masyarakat secara partisipatif. Kami sangat bersyukur atas inisiatif ini dan kami akan dukung sepenuhnya,” katanya.

Presiden Jokowi kata Mendag, memberikan arahan agar aplikasi yang dihasilkan dari para Hackathon itu dapat segera diterapkan. “Pasti dari pihak-pihak kementerian, seperti perdagangan, pertanian, dan kelautan, harus segera. Mentan sudah mengundang tim ini ke kantor beliau, besok pagi,” ujarnya.

Ia menyebutkan, keuntungan bagi pemerintah adalah sistem ini sifatnya desentralisasi, sifatnya crowdsourcing. “Jadi data dari masyarakat itu sudah pasti lebih akurat daripada data dari atas ke bawah. Dan ini real time, jadi kecanggihannya ini menggunakan geotagging, menggunakan lokasi dengan sistem kode pos, bahkan juga bisa mengambil data GPS atau BTS kalau untuk SMS. Jadi langsung secara geografi juga ketahuan,” terangnya.

Soal kredibilitas harga, kata Mendag, data para Hackathon itu sangat kredible. Sebagai contoh, harga  bawang merah di Brebes. Di petani, harga jualnya cuma di harga Rp 6-7 ribu, tapi di pasar di Jakarta bisa sampai Rp 20 ribu. “Dengan aplikasi ini, disparitas harga bisa lebih transparan,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Bank Syariah Didorong Sasar Kelompok UMKM

SURABAYA-Gubernur Jawa Timur, Dr. H. Soekarwo mendorong perbankan syariah untuk
Airlangga Hartarto

Penanaman Modal Industri Manufaktur Berkontribusi Hingga Rp104,6 Triliun

JAKARTA-Industri makanan serta industri logam dasar, barang logam, bukan mesin