Pemerintah Inginkan Petani dan Nelayan Punya Gadget

Tuesday 4 Aug 2015, 3 : 24 pm
by

BANTEN-Pemerintah menginginkan seluruh kegiatan di sektor informal, mulai petani atau nelayan dilengkapi dengan gadget yang memiliki software pendukung pekerjaan mereka. Sat ini, hampir semua nelayan pegang handphone. Sehingga mereka membutuhkan aplikasi untuk mengetahui cuaca dan tempat ikan. “Ivestasi memang harus dibuka seluas-luasnya. Sudah saatnya industri-industri konvensional mendapatkan sentuhan teknologi untuk membuatnya tidak ketinggalan zaman. Akan ada banyak orang yang dapat terbantu jika ada aplikasi-aplikasi baru yang dibuat untuk membantu masyarakat, seperti aplikasi untuk menduga cuaca untuk petani atau aplikasi untuk nelayan,” ujar Presiden Joko Widodo saat membuka Temu Kreatif Nasional dan meresmikan Indonesia Convention Exhibition (ICE), yang berdiri di atas lahan seluas 22 hektar di dalam kawasan pengembangan komersial BSD City, Serpong, Banten, Selasa (4/8).
Ia berharap, aplikasi-aplikaai seperti itulah yang nantinya bisa membantu rakyat kecil agar bisa meningkatkan pendapatannya. “Tahun 1980-an kita tahu harga cabai dari radio, saya kira seperti ini bisa diubah dengan aplikasi, agar semua yang bisa berhubungan dengan ekonomi kecil bisa diangkat lewat kreativitas yang ada,” ujar Jokowi.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini pun menyampaikan, Kementerian Komunikasi dan Informatika telah menyiapkan sebuah roadmap tentang bagaimana pengembangan e-commerce di masa depan. “Saya sudah janji pada Bekraf (Badan Ekonomi Kreatif) untuk anggaran akan kami berikan dukungan penuh agar bisa betul-betul memberikan manfaat buat kita semua,” katanya.
Untuk menutup sesi dialog ini, Jokowi diminta untuk menuliskan sebuah pesan untuk menjadi semangat dari industri kreatif. Jokowi menuliskan pesan ke sebuah tablet, “Era ekonomi kreatif harus menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia”.
Sementara itu, Chief Executive Officer (CEO) Gojek, Nadiem Makarim menyebutkan dalam waktu 5 – 10 tahun ke depan, tuntutan software engineer akan sangat tinggi. Sayangnya, regulasi yang dikeluarkan pemerintah justru terasa membatasi dan menyulitkan para pelaku e-commerce.
Karena itu, Nadiem berharap, pemerintah akan memberikan kebebasan bagi perusahaan-perusahaan untuk menerima modal, baik modal dari lokal maupun dari internasional. Dengan begitu, diharapkan perusahaan-perusahaan akan dapat berkembang dengan lebih cepat. “Para perusahaan startup memerlukan kebebasan untuk mendapatkan investasi dari domestik maupun luar negeri, agar mereka dapat berkompetisi. Setelah sebuah perusahaan startup berada di level tertentu, mereka memerlukan kebebasan ini. Dengan begitu, diharapkan, akan ada Uber-nya Indonesia, Alibaba-nya Indonesia, hingga Google-nya Indonesia,” kata Nadiem.

Gedung Konvensi Terbesar
Seusai berdialog dengan para pelaku ekonomi kreatif, Presiden Jokowi langsung meresmikan ICE, yang berdiri di atas lahan seluas 22 hektar di dalam kawasan pengembangan komersial BSD City, Serpong, Banten. ICE merupakan pusat konvensi dan eksebisi skala internasional yang dikembangkan bersama oleh Sinarmas Land Group, dan Kompas Gramedia melalui perusahaan patungan (joint venture) yaitu PT Indonesia International Expo (IIE). Nilai megaproyek ini sejumlah Rp 3,8 triliun.
IIE membangun ICE di atas lahan seluas 22 hektar di dalam kawasan pengembangan komersial BSD City, Serpong. Luas bangunan sekitar 200.000 meter persegi, dengan fasilitas dan sarana yang dimiliki yakni 10 exhibition hall dengan luas bangunan 50.000 meter persegi, aula eksebisi luar ruang seluas 50.000 meter persegi, fasilitas aula konvensi, dan ruang pertemuan sebanyak 33 unit dengan kapasitas 10.000 orang.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Menkeu Minta RUU JPSK Cepat Selesai

BALI-Pemerintah meminta DPR bisa mempercepat pembahasan RUU Jaring Pengaman Sistem

Presiden Resmikan 5 Pelabuhan di Maluku dan Maluku Utara

TOBELO-Presiden Joko Widodo meresmikan beberapa proyek pelabuhan yang menjadi bagian